Hidup dengan Tempurung Kepala dari Titanium
jpnn.com - Perjalanan bisnis Yohanes Soeharsono ke Yokohama setahun silam, bisa jadi, pelesir terakhirnya. Karena dirampok, lelaki 37 tahun itu sudah setahun terakhir hanya bisa tergolek di ranjang. Dia lumpuh total.
Laporan Thoriq S.K., Surabaya
IVONNE Soeharsono sudah pasti tidak pernah membayangkan kondisi anak ketiganya, Yohanes Soeharsono, seperti saat ini. Sejak kecil, banyak harapan yang ditumpukan kepadanya. Namun, harapan itu entah kapan terwujud. Sebab, kini Yohanes hanya terbujur di kamar dengan perawatan intensif.
Tubuh Yohan, sapaan Yohanes, tidak bisa digerakkan. Mulai tangan, kaki, hingga organ lainnya. Hanya mata Yohan yang masih bisa terbuka dan melihat orang di sekelilingnya. Sesekali keluar air mata dari indra tersebut. Itulah yang membuat Ivonne kerap menangis. ’’Saya bisa merasa apa yang dirasakan Yohan, tapi kami tidak bisa berbuat banyak,’’ katanya.
Ivonne dan ketiga anaknya yang lain hanya bisa mencurahkan kasih sayang yang mendalam. Mereka merawat Yohan dan membuatnya merasa nyaman. Tujuan mereka, kesedihan Yohan terkikis meski tubuhnya tidak bisa digerakkan.
Keseharian Yohan bergantung kepada mereka. Yakni, Ivonne sang bunda dan ketiga saudaranya: Imelia Soeharsono, Shierly Soeharsono, dan Yuseph Soeharsono. Yohan harus makan dengan trakealkanyl, semacam slang yang menembus leher. ’’Namun, kami rawat seutuhnya dan sebaik mungkin,’’ ujar Ivonne.
Misalnya, kemarin siang Ivonne didampingi Imelia, putri sulungnya, untuk menunggui Yohan. Pagi itu, tatapan mata Yohan terlihat cerah. Bisa jadi dia memahami sedang ditunggui sang kakak. Namun, rasa bahagia tersebut tidak bisa diucapkan.
Di bagian kepala, terlihat garis panjang. Bentuknya menyilang. Ada beberapa titik bekas jahitan di kepala tersebut. Maklum saja, Yohan tiga kali menjalani operasi tempurung kepala.