Hilirisasi Mineral, Strategi Utama Mencapai Pertumbuhan Ekonomi 8%
jpnn.com, JAKARTA - Hilirisasi dan industrialisasi mineral kini menjadi prioritas strategis pemerintah dalam mendukung target pertumbuhan ekonomi sebesar 8%, bagian dari langkah menuju visi Indonesia Emas 2045.
Program ini dinilai mampu mendatangkan investasi besar di sektor industri pertambangan sekaligus meningkatkan nilai tambah komoditas mineral dan batu bara.
Dalam Business Summit 1 Dekade CNN Indonesia, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menegaskan pentingnya hilirisasi untuk mentransformasi Indonesia dari negara berbasis konsumsi menjadi ekonomi yang mengutamakan investasi.
“Jika ingin masuk ke jajaran sepuluh ekonomi terbesar dunia, hilirisasi harus menjadi penggerak utama pertumbuhan,” ungkap Menteri ESDM Bahlil, Kamis (19/12).
Pemerintah telah menetapkan 28 komoditas unggulan, termasuk nikel, tembaga, dan bauksit, sebagai pilar utama dalam mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang lebih agresif.
Untuk memastikan keberhasilan program, pemerintah juga membentuk Satuan Tugas Hilirisasi yang bertugas mempercepat implementasi program ini secara efektif dan efisien.
Direktur Utama MIND ID Hendi Prio Santoso, mengungkapkan bahwa BUMN Holding Industri Pertambangan berperan strategis dalam mendukung agenda hilirisasi.
Lewat proyek Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) di Mempawah, MIND ID berhasil mengurangi impor alumina sekaligus menghemat devisa negara.