Hindari Asap, Bocah Ini Pilih Mengungsi Hingga Borong Kamar Hotel
“'Kita terpaksa ikhlas berpisah. Tahun-tahun pertama Nabila pasti menangis kalau dibawa. Tapi kita terus beri pengertian, kalau ini lebih baik bagi kesehatannya,” kata Desy dengan wajah sendu.
Langkah yang dilakukan orang tua Nabila itu tak sendirian. Bahkan ada satu perusahaan sampai memborong kamar hotel, untuk mengevakuasi keluarga karyawannya menghidari kabut asap.
Saat ini, Nabila sudah dua pekan mengungsi di Batam. Namun berhubung asap juga sudah sampai ke Ibukota Kepri, sejak beberapa hari lalu Nabila akhirnya dibawa ke Bandung oleh bibinya.
“Sekolahnya terpaksa libur, sampai kondisi udara benar-benar sehat untuk Nabila. Guru-gurunya sudah paham. Alhamdulillah, memang sekolah juga diliburkan,” kata Desy lagi.
Ia pun berharap pemerintah bersungguh-sungguh dalam menangani bencana Karlahut dan asap. “Jika terus begini, masa setiap tahun kami harus mengungsikan anak kami. Saya yakin, korban yang seperti kami ini banyak sekali. Kalau solusinya jangan hanya keluar rumah, asap saja sudah masuk sampai ke kamar,” keluh Desy.
“'Mau tidak mau, kami harus mengungsikan Nabila. Karena bila bertanya pada pemerintah, kami tak akan mendapatkan solusi selain dikasi obat asma dan masker,” kata Desy menambahkan.
Selain keluar kota, lokasi pengungsian yang lagi trend di kalangan masyarakat Riau adalah hotel. Beberapa hotel di Pekanbaru bahkan mengaku, jika banyak dari tamu-tamu mereka adalah keluarga para korban asap.
“'Di Hotel kita, ada sekitar 10 keluarga lebih yang mengungsi karena kabut asap,” ujar Henni Rasmonowati, Sales & Marketing Manager Grand Elite Hotel kepada Pekanbaru Pos (Gurp JPNN.com), kemarin, Minggu (13/9).