Hmmm... Inilah Sebab Bandar Narkoba Memilih Indonesia
jpnn.com, JAKARTA - Kasubdit Lingkungan Kerja dan Masyarakat Badan Narkotika Nasional (BNN) Kombes Ricky Yanuarfi menyatakan, Indonesia merupakan pasar paling bagus se-Asia untuk perdagangan narkoba. Karenanya, narkoba dalam jumlah besar terus membanjiri Indonesia.
Merujuk survei BNN, selama 10 tahun terakhir sekitar 212 ton ganja beredar di Indonesia. Sedangkan untuk sabu-sabu jumlahnya mencapai 230 ton.
“Ini yang muncul permukaan, bagaimana yang lain. Kalau dibiarkan mau jadi apa Indonesia," kata Ricky dalam diskusi bertema Pasang Surut Perang Narkoba di Indonesia yang digelar komunitas Jurnalis Trunojoyo di Ancol, Jakarta Utara, Sabtu (25/3).
Dia menjelaskan, luasnya lautan Indonesia memiliki banyak pintu masuk bagi penyelundup narkoba. "Hampir 60 persen narkoba masuk ke Indonesia lewat jalur laut karena luasnya dan panjangnya garis pantai kita," katanya.
Selain itu, sindikat narkoba pun semakin canggih dalam memasukkan narkoba ke Indonesia. Sebab, mereka juga menggunakan kemajuan teknologi.
"Mereka punya speedboat yang kecepatannya lebih cepat, kemudian punya telekomunikasi yang lebih canggih dari kami,” katanya.
Kasubdit Narkotika Direktorat Penindakan dan Penyidikan Ditjen Bea Cukai Eko Darmanto menambahkan, panjangnya garis pantai di Indonesia yang mencapai 18 ribu kilometer juga membuat narkoba mudah masuk ke tanah air. Menurutnya, kondisi itu tak sebanding dengan jumlah pegawai Direktorat Jenderal Bea Cukai.
"Pegawai Bea Cukai itu hanya sebelas ribu, kalau ditaruh satu orang per satu kilometer itu juga tidak cukup dibandingkan pajang pantai," ujar Eko.
Selain itu, katanya, harga jual narkoba di Indonesia bisa tinggi. Itulah yang membuat para bandar memilih Indonesia.