HNW: Jangan Anggap Satu Suara Tidak Berarti
“Proses lahirnya Pancasila melalui suasana yang sangat demokratis,” tuturnya. Ada saran dan masukan dalam proses itu seperti apa yang hendak dinamakan dari lima gagasan besar yang dilontarkan Bung Karno.
Pancasila dilahirkan oleh berbagai kalangan dengan latar suku, agama, profesi, yang beragam untuk menyepakati dan bertanggung jawab dalam membentuk satu kebersamaan, Indonesia.
Untuk itu sosialisasi yang digelar ditujukan meningkatkan cinta seluruh komponen bangsa kepada Indonesia. Sebagaimana proses lahirnya Pancasila yang dilahirkan oleh golongan Islam dan kebangsaan maka dengan sosialisasi masalah yang dihadapi bangsa ini yakni islamophobia dan kebangsaanphobia tidak terjadi.
“Supaya tidak terjadi fitnah antargolongan,” tuturnya. Dikatakan kontribusi kelompok Islam kepada bangsa dan negara sangat penting dan mendasar, demikian juga kontribusi dari kelompok kebangsaan.
Bila ada kritik dan perdebatan diharapkan untuk memperbaiki kondisi bangsa dan negara. “Pendiri bangsa dahulu mengkritik dengan baik dan benar,” paparnya. Kritik dianggap oleh HNW sebagai bukti kita cinta pada bangsa dan negara.
Dalam kritik biasanya ingin terciptanya sebuah tatanan yang adil. “Soal keadilan, dalam Pancasila disebut dua kali, pada Sila II dan Sila V,” ungkapnya.
Menurutnya, UUD memberi ruang yang sangat lebar kepada rakyat untuk memperbaiki kondisi bangsa salah satunya lewat Pemilu. Untuk itu bila kita memilih calon pemimpin, diharap memilih yang mempunyai kapasitas, baik, dan mengedepankan kepentingan bangsa. Hal demikian disebut sebagai langkah konstitusional.
“Untuk itu jangan mubazirkan hak pilih kita,” tegasnya. “Jangan menganggap satu suara tidak berarti, satu suara bisa menciptakan kondisi yang lebih baik,” tambahnya.