Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

HNW: Orang Beragama Itu Mencerahkan

Sabtu, 13 April 2019 – 16:43 WIB
HNW: Orang Beragama Itu Mencerahkan - JPNN.COM
Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid (HNW) saat memberi ceramah dalam acara pengajian bulanan yang diselenggarakan di Aula KH. Ahmad Dahlan, Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah,Jakarta, Jumat (12/4). Foto: Humas MPR

jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid (HNW) menuturkan ketika menggunakan terminologi agama maka orientasinya adalah mencerahkan. Pria asal Klaten, Jawa Tengah, itu selanjutnya menerangkan kata agama dari bahasa Sansekerta.

“Menurut bahasa Sansekerta A berarti tidak, Gama berarti kacau, sehingga agama berarti tidak kacau,” ungkap HNW saat memberi ceramah dalam acara pengajian bulanan yang diselenggarakan di Aula KH. Ahmad Dahlan, Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah, Menteng, Jakarta, Jumat (12/4/2019).

BACA JUGA: Mantan Kasal Kritik Prabowo Subianto Karena Sebut TNI Lemah

Dari sinilah ia menyesalkan bila ada orang beragama namun sering mengafirkan atau membidah-bidahkan orang atau kelompok yang lain. Mereka menyebut demokrasi bidah, sekolah bidah. Sikap yang demikian menurut pria yang juga menjadi Wakil Ketua Badan Wakaf Pondok Pesantren Gontor itu membuat beragama menjadi menakutkan.

“Beragama itu membuat masyarakat menjadi madani bukan ’medeni’ (menakutkan),” tuturnya.

Beragama yang mencerahkan, menurut HNW sangat penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Dipaparkan, ulama pendahulu adalah sosok beragama yang mencerahkan untuk kehidupan bangsa dan negara.

HNW juga menyampiakan kepada jemaah pengajian yang hadir malam itu tentang bagaimana sosok Ki Bagus Hadikusumo, Kasman Singodimedjo, KH. Hasyim Ashari, Mohammad Natsir, dan ulama lainnya. Dengan keberagamaannya mereka mencerahkan dan menyelamatkan Indonesia.

Iajuga menceritakan bagaimana anggota Panitia 9 yang berasal dari Muhammadiyah saat merumuskan Pancasila. Sosok seperti Ki Bagus Hadikusumo, Kasman Singodimedjo, dan Kahar Muzakir rela tujuh kata dalam Pancasila tanggal 22 Juni 1945 dihilangkan. Langkah ketiga tokoh Muhammadiyah itu membuat Pancasila tetap terjaga dan bangsa Indonesia tetap bersatu. “Mereka mendahulukan kepentingan bangsa,” tuturnya.

Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid (HNW) menuturkan ketika menggunakan terminologi agama maka orientasinya adalah mencerahkan. Pria asal Klaten, Jawa Tengah, itu selanjutnya menerangkan kata agama dari bahasa Sansekerta.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News