Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Honorer Nyambi Loper Koran, Jual Ayam untuk Biaya Ikut Demo

Rabu, 26 Februari 2014 – 16:47 WIB
Honorer Nyambi Loper Koran, Jual Ayam untuk Biaya Ikut Demo - JPNN.COM
Ribuan guru honorer melakukan aksi demo di depan Istana Negara, Jakarta, Rabu (26/2). Foto : Ricardo/JPNN.com

jpnn.com - SEDIH, lelah. Mungkin itu yang dirasakan hampir seluruh tenaga honorer yang gagal menjadi calon pegawai negeri sipil (CPNS).

Itu pula yang dirasakan Slamet Riyadi (45), seorang guru honorer asal Banten. Pria yang sudah 25 tahun menjadi guru ini mengaku sudah tak tahu harus berbuat apa untuk bisa mewujudkan harapannya menjadi seorang PNS.

Upah guru honorer yang minim membuatnya harus bekerja pekerjaan lainnya agar bisa membiayai kehidupan keluarganya.

"Kami hanya dapat 120 ribu per bulan. Sepulang itu saya harus jual koran. Saya ke Jakarta ini, dibiayai keluarga saya ke sini dengan jual ayam supaya saya bisa perjuangkan nasib saya," kata Slamet sambil menangis pada JPNN, di depan silang Monas, Jakarta, Rabu, (26/2).

Slamet mengungkapkan sudah banyak asam garam yang ia rasakan saat menjadi guru honorer. Sejak awal mengajar, ia menyatakan bersama rekan-rekannya sudah bersama-sama membangun sekolah, dan beberapa yayasan pendidikan.

Di sisi lain mereka juga tetap berharap dan berjuang mendapatkan kepastian status. Namun, apa daya hingga detik ini ia masih luntang-lantung, mengajar dan jualan koran.

"Kami cari siswa-siswa, kami mendatangi pelosok-pelosok agar anak-anak sekolah. Tapi setelah ada PNS baru, guru baru, kami yang honorer puluhan tahun diusir. Apa ada yang dengar kami? Presiden bisa tidak buka hati dan telinganya untuk kami," kata Slamet sambil mengelus dada. Beberapa rekannya berusaha menenangkan Slamet yang menangis.

Slamet menyatakan ia tidak akan pulang sampai pemerintah mendengarkan dan menyanggupi tuntutan honorer. Terutama yang terkendala masa kerja dan usia kritis. Slamet berharap pulang membawa kabar baik untuk keluarganya.

SEDIH, lelah. Mungkin itu yang dirasakan hampir seluruh tenaga honorer yang gagal menjadi calon pegawai negeri sipil (CPNS). Itu pula yang dirasakan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News