HT hanya Fasilitator Pertemuan Setya-Trump, Motifnya Ekonomi
jpnn.com - JPNN.com - Ketum Forum Komunikasi Alumni Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (Fokal IMM), Armyn Gultom mengatakan tudingan yang diarahkan ke Bos MNC Hary Tanoesoedibjo di balik pertemuan Ketua DPR Setya Novanto dengan calon presiden Amerika Serikat, Donald Trump sangat berlebihan. Alasannya, HT yang juga Ketum Perindo hanya sebagai fasilitator.
"Dipersalahkannya HT karena memfasilitasi pertemuan tersebut sesuatu yang berlebihan dan politis. HT jelas-jelas adalah seorang pengusaha nasionalis yang berupaya untuk berkontribusi menyelamatkan perekonomian yang sedang memburuk," kata Army, Kamis (10/9).
Armyn menjelaskan pertemuan Setya dan Fadli Zon dengan Donal Trump telah menjadi tsunami politik baru. Kehadiran keduanya oleh sebagian orang seakan telah menggadaikan kedaulatan bangsa.
"Padahal yang mereka lakukan adalah silaturrahim menjalin persahabatan. sebagai orang Timur yang penuh keramahan mereka tak kuasa menolak ajakan tuan rumah ketika melakukan konferensi pers di loby hotel dan memperkenalkan tamunya yang berkunjung. Jelas ini sesuatu yang biasa dalam etika bertamu," ungkapnya.
Terlepas dari pro kontra terhadap sosok Trump, dia adalah seorang pengusaha yang memiliki investasi di Indonesia. Karenanya kata Armyn, apa yang dilakukan Setya dan Fadli adalah bagian dari menjaga hubungan dengan pengusaha properti untuk terus berinvestasi di Indonesia di tengah gejolak ekonomi yang sulit dan sepinya investasi.
"Lalu apa yang salah? Yang salah adalah, ketika pertemuan dan niat baik Setya dan Fadli mulai dibawa ke ranah politik. Muatan politis telah membawa polemik ini ke ranah yang tidak produktif dan kental dengan dendam politik," ucapnya.
Armyn menambahkan, anggota DPR dari partai yang selama ini berseberangan dengan Setya dan Fadli melaporkan keduanya ke Mahkamah Kehormatan Dewan dan meminta keduanya dicopot sebagai pimpinan DPR.
"Sepertinya ini jelas keinginan untuk melakukan kocok ulang pimpinan DPR. Sangat politis dan rakyat sudah mafhum dengan itu. Langkah beberapa anggota Dewan yang melaporkan ke MKD adalah sandiwara politik yang sangat disayangkan dan berlebihan," katanya. (jpnn)