HUT ke-126 BRI, Mewujudkan Transformasi untuk Memberi Makna Indonesia
Kemampuan BRI untuk melakukan ekspansi tercermin dari Loan to Deposit ratio (LDR) yang masih berada di angka 83 persen.
Kemampuan ekspansi ini ditopang oleh permodalan yang kuat dengan Capital Adequacy Ratio (CAR) sebesar 24 PERSEN atau tiga kali lipat di atas threshold yang diatur Bank Indonesia (BI).
“Bagaimana kita melihat peluang ke depan? LDR kami berada di kisaran 83 persen sedangkan yang optimal, bahkan regulator memberikan batasan atas 92 persen, artinya BRI masih punya ruang yang cukup secara likuiditas untuk menumbuhkan kredit. Maka, BRI masih punya kesempatan untuk tumbuh secara agresif ke depan, tentu agresif yang disertai dengan kehati-hatian,” ungkapnya.
Selain pertumbuhan bisnis secara organik dan sejalan dengan visi BRI menjadi The Most Valuable Banking Group In Southeast Asia & Champion Of Financial Inclusion, BRI juga terus melakukan pengembangan bisnis melalui pertumbuhan anorganik.
Sunarso mengungkapkan bahwa selama pandemi, setidaknya BRI telah melakukan 3 aksi korporasi besar. Pertama, melalui konsolidasi bank syariah Indonesia.
"Saham BRI Syariah mengalami peningkatan hingga 4 kali lipat, dari sebelum konsolidasi sekitar Rp 500 saham BRIS naik mencapai kisaran harga Rp 3.000,"kata dia.
Anak usaha di bidang asuransi jiwa, BRI Life
Sunarso menjelaskan valuasi BRI Life telah meningkat mencapai Rp 7,5 triliun pada 2021. Padahal, lanjut dia, BRI sebelumnya mengakuisisi BRI Life dengan nilai Rp 1,6 triliun pada 2015.