Hutan Riau Hanya Untungkan Pengusaha
Jeda Tebang Jadi KeharusanSelasa, 11 November 2008 – 19:17 WIB
"Sebut saja misalnya di Bengkalis, Kampar, Rohil atau Siak, ternyata PDRB-nya lebih kecil dari APBD-nya. Ini membuktikan bahwa ketergantungan terhadap APBD masih sangat besar dan sekaligus menunjukkan bahwa perekonomian masyarakat masih jauh dari apa yang diharapkan. Begitu juga misalnya di Kuansing, Inhu dan lainnya, ternyata adanya perkebunan kelapa sawit maupun karet belum memberikan dampak yang signifikan bagi perekonomian masyarakat lokal," tambahnya lagi.
Ditegaskan Fahmi, kondisi krisis global saat ini yang turut membuat harga kelapa sawit dan karet jatuh, seharusnya menjadi momentum untuk melakukan moratorium hutan Riau. "Kalau selama ini hutan Riau luluh-lantak namun imbas ekonominya terhadap masyarakat lokal juga luar biasa, mungkin kita akan berpikir lain. Tapi kalau hutan Riau hancur-hancuran namun masyarakat lokal ternyata tidak mendapat sesuatu yang berarti, justru hanya dinikmati oleh segelintir orang yakni pengusaha, ya untuk apa?" pungkas Fahmi.(eyd)