ICW Yakin Jaksa Fauzi tak Bermain Sendiri
”Ya, mereka ini tidak pernah terbuka,” ujarnya saat dihubungi Jawa Pos kemarin.
Hendardi menjelaskan, persoalan adanya oknum yang terlibat kasus korupsi atau pemerasan itu biasanya ditutup-tutupi.
Sebab, kejaksaan sudah lama dikenal sangat melindungi korpsnya.
”Bila dibandingkan dengan kepolisian, sangat jauh transparansinya dan progres dalam keterbukaan publiknya,” ungkap dia.
Bila oknum jaksa itu mendapatkan sanksi, Kejagung biasanya tidak menampilkannya ke publik. ”Mereka diam dan diselesaikan secara internal,” ungkap aktivis HAM tersebut.
Hendardi menambahkan, pengungkapan kasus pungli atau korupsi di Kejagung memang minim. Namun, hal itu tidak berarti lembaganya bersih.
Memang Kejagung tidak berniat memberantas pungli. ”Soal angka, kasus pungli di kepolisian lebih banyak dan Kejagung sangat sedikit. Tapi, itu tidak menunjukkan bahwa Kejagung lebih bersih, tapi justru tidak memiliki niat membersihkan diri dari pungli,” tukasnya.
Yang lebih ironis adalah hampir semua lembaga pengawas internal dan eksternal kejaksaan juga tidak berjalan.