Idul Adha Berpotensi Kompak
jpnn.com - JAKARTA - Kementerian Agama (Kemenag) menetapkan menggelar sidang isbat 1 D?zulhijjah pada 24 September depan. Sidang ini penting, diantaranya untuk acuan penetapan Idul Adha yang dijalankan setiap 10 Dzulhijjah. Tahun ini hampir dipastikan penetapan tanggal jatuhnya Idul Adha tidak ada perbedaan.
Beberapa bulan lalu Pengurus Pusat Muhammadiyah sudah mengeluarkan maklumat penetapan tanggal penting keagamaan. Diantaranya ?adalah penetapan Idul Adha jatuh pada 4 Oktober.
Bagaimana versi pemerintah? Direktur Urusan Agama ?Islam dan Pembinaan Syariah (Urais dan Binsyar) Kemenag Muhtar Ali mengatakan, pemerintah tidak bisa berandai-andai. "Acuan kami tetap dari hasil sidang isbat," tutur dia kemarin."
Sidang isbat ini adalah pengambilan keputusan penetapan tanggal 1 Dzulhijjah. Teknisnya adalah menjalankan dulu mekanisme hisab. Kemudian diperkuat dengan sistem rukyat. Yakni melihat langsung keberadaan hilal atau bulan muda dengan teleskop.
Meskipun belum berani menyimpulkan, tetapi ada beberapa indikasi bahwa pemerintah bakal? menetapkan Idul Adha pada 4 Oktober depan. Diantaranya ada dalam dokumen rencana perjalanan haji 2014. Dalam dokumen itu, disebutkan Idul Adha jatuh pada 4 Oktober."
Muhtar menjelaskan, pelaksanaan sidang isbat 1 Dzulhijjah sama dengan sidang isbat penetapan awal Ramadan atau sidang isbat penetapan 1 Syawal.? Sidang ini digelar dalam tiga sesi. Sesi pertama adalah paparan tim Badan Hisab dan Rukyah (BHR) Kemenag. Kemudian sidang utama dengan menerima laporan tim rukyah dari penjuru Indonesia.
"Saat sidang utama, digelar tertutup untuk media massa," jelasnya. Baru kemudian hasil sidang disampaikan pada sesi paparan media. Terkait nanti Idul Adha kompak atau beda, Kemenag meminta masyarakat tetap rukun. Jika ada perbedaan, masyarakat muslim tidak saling mencolok dan merasa paling benar. (wan)