Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

IIPP Sebut Ada 3 Faktor Meroketnya Harga Tiket Pesawat

Rabu, 29 Mei 2019 – 13:31 WIB
IIPP Sebut Ada 3 Faktor Meroketnya Harga Tiket Pesawat - JPNN.COM
Ilustrasi pembelian tiket pesawat. Foto: Muhamad Ali/Jawa Pos

jpnn.com, JAKARTA - Kenaikan harga tiket pesawat menjadi isu hangat di tengah publik. Tak sedikit yang menyalahkan pemerintah menjadi biang kerok terkait hal ini.

Padahal meroketnya harga tiket si burung besi dilatari banyak faktor. Hal tersebut sebagaimana diungkapkan Direktur Indonesia Institute and Public Policy (IIPP) Taufan Hunneman.

Menurut Taufan, kenaikan tiket pesawat tidak serta-merta menjadi tanggung jawab pemerintah semata-mata. "Harga tiket terbentuk karena ada tiga hal, permintaan di masyarakat, kompetisi, dan industri pesawat itu sendiri," ujar dia dalam keterangan yang diterima redaksi, Rabu (29/5).

Dia menjelaakan, adanya permintaan yang besar di masyarakat menunjukkan perubahan signifikan kelas sosial di masyarakat yang membutuhkan travelling juga business trip menggunakan moda transportasi udara.

"Sehingga pesawat menjadi moda transportasi utama antarpulau. Permintaan yang demikian besar tentu akan memengaruhi harga tiket pesawat," kata dia.

(Baca Juga: Harga Tiket Pesawat Mahal, Konsumsi Avtur Turun)

Yang kedua soal kompetisi. Taufan menyebut kompetisi melahirkan level servis di industri pesawat sehingga kompetisi membentuk harga tiket pesawat. Mereka yang kalah dalam kompetisi maka tidak mampu bersaing, sehingga menyisakan perusahaan-perusahaan yang menekankan pelayanan.

Selanjutnya adalah industri pesawat, yang merupakan industri spesialis yang tidak banyak orang mengelutinya. Pasalnya industri ini mempunyai high risk yang bukan merupakan bisnis yang membuat banyak orang tertarik. "Karena high risk maka tidak banyak yang memasuki industri ini akibatnya pemain-pemainnya tidak banyak," ujar Taufan.

Kenaikan harga tiket pesawat belakangan ini bukan semata-mata kesalahan pemerintah.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News