Ikin Sodikin, Kolektor Surat Kabar dan Majalah Tempo Dulu
jpnn.com - PERJALANAN bangsa Indonesia yang terekam dalam media cetak tersimpan apik oleh Ikin Sodikin (43) sejak tahun 1950. Deretan lembaran surat kabar, tabloid dan majalah terpampang rapih di rumahnya. Berikut ulasan menariknya.
YUSUP SUPARMAN, Subang
Tak banyak tahu Ikin Sodikin, kelahiran Cijambe, Subang 4 Januari 1971 ini memiliki hobi yang terbilang unik. Ia senang mengoleksi surat kabar, tabloid dan majalah tempo dulu.Ikin yang bertempat tinggal di Jalan Raya Tanjungwangi No 04 RT 04/RW 02 Kecamatan Cijambe ini sudah terbiasa mengoleksi surat kabar jadul sejak dirinya duduk di bangku kelas III SD atau ketika berusia sembilan tahun.
"Orang yang pertama kali memberikan saya surat kabar yaitu kakek saya. Ketika itu saya masih duduk di kelas III SD. Kebetulan kakek dulu senang baca, jadi saya pun ikut senang baca juga. Berawal dari situlah saya senang membaca surat kabar atau tabloid dan yang akhirnya saya simpan surat kabar itu dan dikumpulkan," cerita Ikin kepada Pasundan Ekspres (JPNN Grup).
Sang kolektor tersebut memiliki kurang lebih 500 surat kabar nasional maupun lokal dari berbagai daerah sejak tahun 1950 sampai sekarang. Bahkan surat kabar dari luar negeri tempo dulu pun menjadi koleksi ayah tiga anak ini.
Bacaan tertua yang dimiliki Ikin yaitu tabloid Wereld Niewws yang berbahasa Belanda. Tabloid tersebut terbit di Jakarta pada tahun 1950. Nampaknya inilah tabloid tertua yang dimiliki olehnya.
Sementara itu surat kabar lawas lainnya yaitu terbitan tahun 1957, yaitu surat kabar Indonesia Raya. Diterbitkan di Jakarta ketika tahun 1957 silam.
"Untuk harganya sendiri yang paling rendah itu Rp100. Jadi saya memiliki koleksi surat kabar itu dari harga Rp100 sampai dengan yang sekarang itu rata-rata Rp3.000 per eksemplar," ungkapnya.