IKN Pasakbumi
Oleh: Dahlan IskanDeretan pohon tinggi itu pun lewat. Pemandangan berikutnya adalah pohon-pohon muda. Baru berumur sekitar 2 tahun. Berarti pohon yang lama sudah dipanen.
Di area berikutnya terlihat tanaman eucalyptus yang sudah lebih besar. Sudah berumur 3 tahun. Begitulah. Selalu ada yang ditebang, selalu pula ada yang baru ditanam.
Perjalanan di dalam kompleks inti IKN ini pun mencapai 10 menit. Sampailah saya di "menara Eiffel". Yakni tower kerangka besi yang tingginya melebihi pohon.
Tower itu mencolok. Menjulang. Warnanya kuning. Sudah vintage. Sejak Orba. Yang meresmikan dulu adalah Mensesneg Sudarmono yang juga ketua umum Golkar.
Berarti tower itu sudah sangat tua. "Sudah tidak boleh lagi dinaiki," ujar petugas di situ. Dulunya tower tersebut untuk petugas pengawas: untuk mendeteksi kebakaran hutan.
Saya berhenti di bawah tower itu –yang kini juga termasuk kawasan inti IKN. Tower ini bisa jadi ikon darurat IKN.
Ketika kami berhenti di situ, terlihat dua tronton besar datang dari arah depan nan jauh. Mereka mengangkut kayu tebangan. Berarti jalan besar ini masih berlanjut sampai jauh di sana. Jauh sekali.
"Kalau saya terus ke sana, jalan ini sampai di mana?" tanya saya.