IKN Pelit
Oleh: Dahlan Iskan![IKN Pelit IKN Pelit - JPNN.COM](https://image.jpnn.com/resize/570x380-80/arsip/watermark/2020/02/03/WhatsApp_Image_2020-02-03_at_15_33_11_(1).jpeg)
Akan tetapi saya menyesal: tidak bisa melihat wajah bandara ini dari luar. Dari depan. Tidak bisa melihat cantiknya desain bandara itu.
Tahu-tahu saya sudah di bawah bandara, padahal saya suka mengagumi cantiknya desain bangunan.
Bandara tidak bisa dilihat dari bawah, apalagi bawah sekali. Untuk sampai lokasi check-in harus naik eskalator empat kali. Lalu naik dua lantai lagi. Tibalah di ruang tunggu. Bagus. Indah. Akan tetapi tidak bikin kagum.
Tidak seperti pertama mendarat di Bandara Beijing yang lama ketika masih baru. Waktu itu: whuuuus. Terasa sekali besarnya. Gagah. Gigantik. Luas. Lapang. Indah. Semua serbawah. Jadi satu.
Kali ini saya tidak bisa bercerita banyak soal bandara terbaru ini. Yang penting sudah merasakan lewat di situ.
Dua jam kemudian saya sudah mendarat di kota Nanchang. Inilah kota tempat saya pertama belajar bahasa Mandarin dulu.
Ini tergolong kota kecil di Tiongkok. Mungkin urutan ke-20, tetapi kekuatan ekonominya melebihi Jakarta. Pun banyaknya gedung pencakar langit.
Tiba di Hotel Shangri-La sudah malam. Sudah hafal. Sudah sering tinggal di situ.