Ikut Berduka, ILUNI UI Desak Aparat Cepat Ungkap Otak Teror
jpnn.com, JAKARTA - Pengurus Pusat Ikatan Alumni Universitas Indonesia (ILUNI UI) menyampaikan rasa dukacita yang mendalam terhadap para korban bom yang menyasar tiga gereja di Surabaya, Minggu (13/5). ILUNI UI juga meminta aparat penegak hukum bergerak cekatan dalam mengusut jaringan teror yang telah menewaskan belasan orang itu.
“Kami, pengurus Ikatan Alumni Universitas Indonesia atau ILUNI UI yang tersebar di seluruh Indonesia, menyampaikan dukacita yang amat dalam kepada seluruh anggota masyarakat yang menjadi korban dan keluarga korban dari aksi teror bom bunuh diri yang terjadi pada hari Minggu kemarin di Kota Surabaya dan daerah lainnya,” ujar Ketua Umum ILUNI UI Arief Budhy Hardono, Senin (14/5).
Karena itu, ILUNI UI mengharapkan keluarga para korban senantiasa tabah. “Semoga diberikan kekuatan serta kesabaran dalam menghadapi ujian ini,” lanjutnya.
Pengurus Ikatan Alumni Universitas Indonesia (ILUNI UI). Foto: Iluni UI for JPNN
Menurut Budhy, teror bom di Surabaya kemarin merupakan kejahatan terhadap kemanusiaan yang berlawanan dengan ajaran agama apa pun. Alumnus Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI) angkatan 1984 ini menyampaikan, aksi –aksi teror bom yang telah menelan korban jiwa dan melukai anggota masyarakat lainnya merupakan tindakan biadab.
“Aksi teror bom ini adalah tindakan kejahatan kemanusiaan dan pidana luar biasa. Karena itu, janganlah aksi teror ini dikaitkan dengan ajaran dan keyakinan agama apa pun. Karena tidak ada ajaran agama apapun yang mendukung apalagi menyuruh aksi-aksi bom bunuh diri yang mengorbankan orang-orang yang tidak bersalah,” ujar Budhy yang didampingi Sekretaris Jenderal (Sekjen) ILUNI UI Andre Rahadian.
Budhy pun mengajak antar-umat beragama untuk tidak terprovokasi oleh aksi teror bom di Surabaya. Sebaliknya, semua umat beragama harus kompak bersama-sama penegak hukum melawan terorisme.
Menurut Budhy, pelaku teror yang menyasar tempat ibadah itu bukanlah kelompok agama. Namun, katanya, tujuan teror itu untuk mengadu domba antar-umat beragama.