Ilhan Omar, Perempuan Muslim Pertama di DPR Amerika
Namun, semua itu tidak membuat Omar gentar. Saat berkampanye pun, dia tidak sedikit pun menutupi identitasnya sebagai muslimah dan imigran.
Istilah berbahasa Arab pun tetap dia pakai. Ciri itu tidak berubah saat dia berhadapan dengan komunitas kulit putih di distrik yang diwakilinya.
”Saat menyaksikan ketidakadilan, Anda harus melawan. Bukannya malah bersedih atau takut,” ujar Omar kepada People. Prinsip itu, menurut dia, diajarkan turun-temurun dalam keluarganya dari sang kakek.
Omar selalu menitikberatkan kampanyenya pada harapan, keberanian, dan impian Amerika. Dia mengingatkan takdir AS sebagai tanah kebebasan dan keadilan bagi seluruh warga dunia yang tertindas.
”Sekitar 23 tahun lalu, saya belajar tentang semua itu dari kamp penampungan imigran,” tegasnya. (bil/c10/hep)