Ilmuwan Australia di Canberra Kembangkan Lemak Buatan untuk Makanan Nabati
"[Tapi] lemak kelapa dan kelapa sawit tidak berperan seperti lemak hewani," kata Ruth.
"Suhu lelehnya tidak sama. Ini berarti keduanya tidak bisa sematang daging ketika dimasak di wajan, dan ada rasanya yang tidak enak."
Kepala Teknisi Biokimia dan Bahan Bergizi, Anna El-Tahchy mengatakan lemak yang mereka buat di laboratorium tidak hanya lebih mirip dengan lemak hewani, tetapi juga bisa menjadi pengganti yang sifatnya ramah lingkungan.
"Tidak mungkin kami dapat memenuhi permintaan yang terus meningkat dan memberi makan orang banyak dalam waktu 20 tahun hanya dengan mengandalkan kelapa sawit dan minyak kelapa, karena lahan untuk menanamnya tidak cukup lagi," katanya.
Dr Anna mengatakan mereka bisa mendapatkan minyak tanaman di lahan seluas satu hektar hanya dari "satu sel" di laboratorium.
"Teknologi fermentasi itu sendiri memiliki potensi keberlanjutan yang sangat besar," katanya.
'Lebih enak dari daging'
Keinginan perusahaan itu untuk "merevolusi rasa dan melestarikan keberlanjutan makanan nabati" tidak hanya mengundang ketertarikan bisnis makanan, tetapi juga menganugerahkan Dr Anna sebuah penghargaan tahunan 'ACM Agrifood Award' dari Australian Academy of Technology and Engineering bulan lalu.
Sementara masih dalam tahap penelitian dan pengembangan, para ilmuwan makanan sedang mencari cara terbaik untuk menambahkan lemak buatan laboratorium ke dalam makanan nabati, "sehingga terlihat seperti daging berlemak yang biasa kita makan."