Ilmuwan Temukan Obat Baru Perlambat Kemunduran pada Penderita Demensia
Hasil penelitian menunjukkan adanya 18% perlambatan dalam penurunan kemampuan fungsional dibandingkan dengan mengkonsumsi plasebo atau obat tanpa efek farmakologi, kata para ilmuwan.
"Ini adalah penyakit yang sulit, baik bagi pasien dan bagi keluarga serta pengasuh. Saya pikir, jika Anda berbicara kepada pasien dan keluarga dari mereka yang mengalami demensia tahap ringan, mereka biasanya akan bilang bahwa obat ini tak mungkin bagus, tetapi jika Anda tetap menggunakannya pada tahap ini, saya bisa menanganinya,” terang Dr Eric.
Ia lantas mengutarakan, "Hanya saja ketika Anda sampai ke tahap lanjut, ketika penderita tak mengenali cucu mereka dan harus dibantu untuk makan dan berpakaian serta dalam menjalankan beberapa fungsi dasar, saat itulah penyakit ini benar-benar sulit.”
"Dan dengan memperlambat laju perkembangan penyakit, kami ingin memberikan lebih banyak waktu di fase ringan di mana fungsi otal penderita sudah tak normal, tapi relatif masih baik," tambahnya.
Ketua Asosiasi Alzheimer’s, Dr William Thies, mengatakan, hal ini adalah perkembangan yang penting.
"Sangat penting bahwa tak ada sinyal aman, tak ada efek samping tambahan. Ini penting karena menunjukkan efek lanjutan dari obat, sehingga obat itu bukan untuk sementara, mereka tak sementara,” sebutnya.
Ia menjelaskan lebih lanjut, "Dan itu menunjukkan bahwa orang-orang bersedia untuk mentolerir pemberian obat ini, yang diberikan melalui suntikan, sehingga itu selalu menjadi pertanyaan."
Juru bicara Asosiasi Alzheimer’s AS, Dr Dean Hartley, mengatakan, para ahli kini penuh harapan.