I'M Institute Ingin Bentuk Generasi Milenial Antihoaks
Program dari I'M Institute variatif, sesuai dengan kebutuhan. Untuk pelajar SMP dan SMA, kampanye hoaks dikemas dengan pelatihan jurnalistik dan penggunaan media sosial. Ada juga lomba menulis.
Sementara untuk mahasiswa dan kelompok usia di atasnya, lewat program kuliah umum, bedah buku, FGD (Focus Group Discussion), dan aksi di lapangan.
"Output dari program yang kami gagas sederhana, bagaimana kualitas mereka dalam memverifikasi informasi bisa meningkat. Menjadi agen pengklarifikasi informasi," ucap Witjaksono.
Saat ini I'M Institute sudah terbentuk di 34 provinsi. Selanjutnya, simpul-simpul di kota/kabupaten akan diperbanyak.
"Gerakan I'M Institute ini harus semakin masif. Sebagai anak bangsa, kami punya tanggung jawab moril membantu pemerintah memerangi hoks. Apalagi tahun depan kita dihadapkan pada hajat yang sangat besar, Pemilu 2019. Tantangan makin berat. Sekarang pun sudah bisa dirasakan bagaimana sengitnya pertempuran di dunia maya," katanya.
"I'M Institute harus punya andil bagaimana ikut menjaga pemilu yang kondusif. Lewat kader dan relawan, insyaallah kami akan sekuat tenaga membantu memberantas hoaks. Tentunya lewat upaya mitigasi (pencegahan). Hoaks tak ubahnya seperti bencana gempa. Tepatnya gempa digital," pungkas Witjaksono. (adk/jpnn)