Imam Besar Istiqlal Sebut Poligami Sumber Ketidakadilan
jpnn.com, JAKARTA - Imam Besar Masjid Istiqlal KH Nasaruddin Umar mengatakan, saat ini perempuan masih jadi objek ketidakadilan. Praktik poligami merupakan salah satu sumber ketidakadilan tersebut.
Demikian disampaikannya dalam peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW yang digelar DPP PSI, Senin (17/12). Nasaruddin mengatakan, pandangannya itu selaras dengan hasil kajian berbagai lembaga.
“Memang seperti hasil kajian-kajian sebelumnya, harus diakui praktik poligami selama ini, jadi sebab atas banyak kasus perceraian, kekerasan terhadap perempuan, ekonomi ambruk, dan anak-anak jadi korban penelantaran,” ujarnya di basecamp DPP PSI.
“Islam hadir untuk meredam pernikahan tanpa batas. Dibatasi jadi 3 atau 4 istri saja, syaratnya harus adil. Tapi ayat lain mengunci, dikatakan bahwa laki-laki tidak akan bisa adil secara kualitatif atau menyangkut perasaan. Jadi logikanya apa? Ya, jangan poligami,” lanjut dia.
Lebih jauh, Kiai Nasar juga menyinggung peran Nabi Muhammad SAW dalam mengangkat derajat kaum perempuan pada masa itu, ketika perempuan adalah subordinat laki-laki dan kerap mendapatkan perlakuan diskriminatif.
Islam juga yang memperkenalkan dan mengizinkan perempuan berkiprah di ranah publik. “Aisyah RA, istri nabi juga ikut berperang, ikut merawat, sebelumnya tidak boleh. Perempuan juga boleh menuntut ilmu setinggi-tingginya. Saya ingin mengatakan begini, berhentilah mendeskreditkan perempuan atas nama ayat," tegas dia.
Terakhir, sebagai seorang akademisi dan ulama, Kiai Nasar menitipkan pesan kepada caleg-caleg PSI yang akan maju di Pemilu 2019. “Seandainya nanti ada kejutan, apa yang diinginkan di Pemilu 2019 tercapai, saya titipkan harapan, untuk adinda-adinda yang bersih dari kontaminasi pikiran masa lampau yang destruktif, peliharalah pikiran jernihnya untuk menatap masa depan,” ujar Kiai Nasar yang disambut tepuk tangan para hadirin. (dil/jpnn)