Imbas Demo Hong Kong: Turis Takut, Toko Sepi
jpnn.com, HONG KONG - Charles Kee sudah memesan tiket untuk ke Hongkong Agustus mendatang. Tapi, penduduk Singapura itu tak yakin bakal pergi atau tidak. Situasi di Hongkong masih belum tenang. Aksi massa bisa terjadi kapan saja. Kee tak ingin perjalanannya terganggu.
"Hongkong lumayan kecil. Jadi, jika turis ingin menghindari area yang mungkin dijadikan tempat protes, hanya ada sedikit hal yang bisa kami lakukan di sana," ujarnya seperti dikutip Bloomberg.
Kee bukan satu-satunya yang memiliki pemikiran seperti itu. South China Morning Post melaporkan bahwa berdasar penelitian HSBC, diperkirakan 350 ribu turis dari Tiongkok tidak akan pergi ke Hongkong tahun ini untuk menghindari terjebak di antara kericuhan aksi massa.
Hong Kong Federation of Unions menyatakan hal serupa. Yakni, terjadi penurunan 5,6 41 persen turis dari Tiongkok di bulan Juni. Biasanya per bulan ada 7.800 kunjungan dari Negeri Panda itu. Okupansi hotel juga ikut terjun bebas hingga 20 persen. Diperkirakan bulan ini penurunan okupansi malah sampai 40 persen.
BACA JUGA: Warga Hong Kong Ancam Rush Bank Tiongkok
Setali tiga uang, penelitian yang dilakukan ForwardKeys juga menemukan bahwa pemesanan tiket ke Hongkong dari negara-negara Asia turun 5,4 persen pada periode 16 Juni-13 Juli. Itu tidak termasuk dari Taiwan dan Tiongkok.
Penurunan jumlah turis itu berdampak langsung pada bisnis. Utamanya gerai-gerai barang mewah dan bermerek. Richemont salah satunya. Perusahaan asal Swiss itu mengungkapkan bahwa selama ini Hongkong merupakan salah satu pasar utama penjualan jam tangan produksi mereka. Tapi, sejak demo menentang RUU Ekstradisi, penjualan mereka ikut terpukul.
"Penjualan di Asia-Pasifik meningkat pada trimester kedua, kecuali di Hongkong. Penurunan terjadi karena aksi massa baru-baru ini dan menguatnya dolar Hongkong." Demikian bunyi pernyataan Richemont Kamis (18/7).