Imbas Kebijakan COVID yang Ketat di Tiongkok, Apple Akan Memindahkan Produksi iPhone ke India
'Para ahli harus berbicara'
Komentator Tiongkok terkemuka, Hu Xijin, mengatakan ketika Tiongkok mempertimbangkan kebijakan COVID-19-nya, para epidemiolog harus berbicara dan Tiongkok harus melakukan penelitian komprehensif dan membuat studi yang transparan untuk warganya.
"Rakyat harus mempercayai negara, tetapi negara juga harus mempercayai pemahaman rakyat," kata Hu.
Unggahan Hu di jejaring sosial yang meminta adanya keterbukaan dan transparansi mendapat 34.000 'like' di Weibo, serta komentar netizen di internet yang biasanya disensor jika dianggap berisiko bagi stabilitas sosial.
Bulan Mei lalu, para pejabat Tiongkok memperingatkan bahwa mereka akan melawan komentar atau tindakan apa pun yang menganggu, meragukan, atau menolak kebijakan COVID di Tiongkok.
"Soal masa depan, Tiongkok membutuhkan penelitian dan perhitungan yang sangat rasional," kata Hu, mantan pemimpin redaksi Global Times milik Pemerintah Tiongkok.
Kapan kebijakan nol kasus berakhir?
Profesor Yang mengatakan kebijakan nol kasus COVID-19 di Tiongkok adalah masalah utama bagi para pemimpin Tiongkok.
Dia memperkirakan, meski ketidakpuasan publik meningkat, tidak akan ada pelonggaran signifkan terhadap kebijakan tersebut, setidaknya dalam waktu dekat.
"Banyak pemerintah daerah mungkin memilih untuk tidak melakukannya, terutama menyeret orang ke pusat karantina di tengah malam," katanya.