Imbas Kenaikan BBM, 4 Warga Tewas Dalam 3 Hari
jpnn.com - JAKARTA - Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) tidak hanya memberatkan dari sisi melambungnya harga kebutuhan pokok lainnya sebagai efek domino. Namun di beberapa daerah, nyawa pun menjadi pertaruhan bagi masyarakat yang kurang mampu.
JPNN merekam beberapa kejadian sejak Presiden Joko Widodo memutuskan mencabut subsidi BBM yang ditandai dengan naiknya harga jenis premium dan solar Rp 2 ribu. Premiun naik dari Rp 6500 menjadi Rp 8500. Sementara untuk solar naik dari Rp 5500 menjadi Rp 7500. [Baca: Putuskan Kenaikan BBM, Jokowi Pakai Alasan Pengalihan Subsidi]
Dalam tiga hari sejak kenaikan harga BBM, dari 27-29 November 2014, ada empat nyawa melayang. Satu korban tewas karena ikut melakukan aksi demonstrasi menolak dan tiga lainnya meninggal dunia saat antre menerima dana Program Simpanan Keluarga Sejahtera (PSKS) sebagai bentuk kompensasi BBM.
1. Muhammad Arif
Korban yang pertama meninggal dunia adalah Muhammad Arif alias Ari. Dia dinyatakan tewas pada Jumat, 27 November 2014. Pria berusia 18 tahun tersebut dinyatakan sudah tidak bernyawa dalam aksi penolakan BBM yang berujung anarkis di depan kampus Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar, Sulawesi Selatan. [Baca: Demo BBM, Warga Tewas Diduga Terlindas Water Cannon]
Penyebab kematian Ari sebelumnya sempat simpang siur. Ada yang menyebut dilindas water cannon ketika polisi melakukan pengamanan. Namun, informasi ini dibantah oleh aparat.
"Kami kejar, setelah itu korban terjatuh. Teman-teman korban dan mahasiswa yang berlarian tak melihat korban jatuh makanya terinjak-injak oleh teman sendiri,” kata Kapolsekta Panakkukang, Kompol Tri Hambodo.
2. Yatirah, Nenek Berusia 80 tahun