Imbauan Kemendikbudristek soal DUDI kepada Kepala SMK hingga Para Orang Tua
jpnn.com, JAKARTA - Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi (Sesditjen Diksi) Kemendibudristek Saryadi menyampaikan program SMK Pusat Keunggulan (PK), kemitraan dengan DUDI wajib dilakukan.
Ini untuk menyelaraskan kebijakan pendidikan vokasi yang praktiknya sejalan dengan kebutuhan industri.
“Peserta didik memiliki kedekatan dengan DUDI sebagai upaya untuk memastikan kompetensi mereka sesuai dengan kebutuhan DUDI. Inilah keunikan pendidikan vokasi yang tidak dijumpai pada model pendidikan lain,” paparnya, Sabtu (4/2).
Menurut Sesditjen Diksi, kesiapan dan kematangan kompetensi lulusan SMK yang ditempa lewat berbagai aktivitas pembelajaran mulai dari pembelajaran berbasis proyek (project based learning) maupun teaching factory (Tefa), akan menjadi bekal yang mendukung para lulusan untuk bekerja maupun berwirausaha.
"Melalui Skema Pemadanan Dukungan (matching fund) kami mewajibkan agar kolaborasi antara SMK dan DUDI menghasilkan dukungan berupa aspek pengembangan Tefa yang terintegrasi mekanisme pembelajaran yang mencakup kurilulum yang disusun bersama dengan DUDI, pengadaan sarana dan prasarana, serta pelibatan guru tamu,” urai Sesditjen Diksi.
Selain itu, kata Saryadi, Kemendikbduristek juga mendukung pengembangan kewirausahaan di SMK guna mencetak wirausahawan muda melalui program Sekolah Pencetak Wirausaha.
Harapannya, kedekatan SMK dengan DUDI menjadi ekosistem yang saling mendukung pembangunan ekonomi di Indonesia.
Kemendikbudristek terus mendorong agar kemitraan antara SMK dengan DUDI terus ditingkatkan.