IMF Bicara soal Dampak Tapering The Fed Pada Indonesia, Tak Disangka
jpnn.com, JAKARTA - Dana Moneter Internasional (IMF) menilai Indonesia dalam posisi baik dalam menghadapi tapering bank sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve (Fed).
Indonesia Mission Chief Asia and Pacific Department IMF Cheng Hoon Lim berharap Indonesia mampu menyesuaikan kebijakan moneter yang teratur untuk Bank Indonesia (BI).
"Indonesia berada dalam posisi yang baik untuk secara bertahap menormalkan kebijakannya dan menyesuaikan sikap moneternya seperti The Fed, dan jika Fed melakukan pengetatan," ucap Lim dalam media briefing virtual yang dipantau dari Jakarta, Rabu.
Lim memperkirakan arus modal asing yang keluar dari Indonesia tak akan signifikan saat The Fed melakukan pengetatan alias tapering, terutama karena transaksi berjalan yang kuat.
BI sudah memulai menyerap kelebihan likuiditas dari sistem keuangan, baru-baru ini bank sentral mengumumkan akan menaikkan Giro Wajib Minimum (GWM) perbankan dalam tiga tahap agar kembali ke level sebelum pandemi pada akhir tahun ini.
Hal itu merupakan langkah pertama menuju normalisasi sistem perbankan Indonesia untuk mengantisipasi pengetatan The Fed.
"Jadi ketika saatnya tiba, akan berada dalam posisi yang baik untuk dapat merespons tanpa harus berurusan dengan kelebihan likuiditas di sistem perbankan," ungkap Lim.
Lim menyebutkan jika nantinya akan terjadi dampak yang merugikan dari tapering The Fed maupun bank sentral lainnya, ia menilai BI bisa memberikan fleksibilitas yang lebih besar untuk menghemat ruang kebijakan moneter sebagai garis pertahanan pertama.