Imunisasi, Modal Immateri Anak
Minggu, 09 Juni 2013 – 02:38 WIB
![Imunisasi, Modal Immateri Anak Imunisasi, Modal Immateri Anak - JPNN.COM](https://image.jpnn.com/resize/570x380-80/image_not_found.jpg)
Lanjutnya, apabila jenis imunisasi tersebut sudah dalam program imunisasi nasional, maka pemerintah wajib menyediakan vaksinnya. Franky berharap pada tahun 2014, vaksin imunisasi Demam Berdarah (DB) yang ditunggu-tunggu sudah tersedia. Karena saat ini, percobaan terhadap vaksin tersebut sudah sampai pada tahap ketiga, atau sudah sampai pada tahap uji kepada manusia tapi jumlahnya terbatas. “Itu sudah sejak 2 tahun lalu dilakukan, dan dievaluasi terus. Saya berharap mudah-mudahan tahun 2014 nanti sudah bisa selesai, dan semua orang bisa diberi imunisasi itu,” harapnya.
Franky melihat, dari pengalaman klinis dan praktik di rumah sakit, anak yang tidak pernah diberikan imunisasi akan sangat rentan terhadap penyakit-penyakit infeksi, karena kekebalan tubuhnya secara logika, juga sangat rentan terhadap penyakit. Selain itu, beberapa persoalan sosial yang terjadi di masyarakat, seperti di Indonesia ada gerakan anti imunisasi, dinilainya sebagai sebuah aksi yang cukup disayangkan dilakukan oleh masyarakat. Karena, di daerah basis gerakan tersebut terjadi kekambuhan difteri atau penyakit yang bisa dicegah dengan imunisasi DPT. “Ada sebagian masyarakat yang tidak mau imunisasi, alasannya saya tidak tahu. Tapi akibatnya, di daerah basisnya di Surabaya terjadi KLB (Kejadian Luar Biasa, Red.) imunisasi, dan tahun lalu ada beberapa orang yang meninggal dengan kasus difteri,” bebernya.
Franky menuturkan bahwa, di Tarakan sendiri, kesadaran masyarakat untuk berimunisasi sudah cukup baik. Sehingga, sebagian basar masyarakat juga bisa dipastikan telah mendapatkan imunisasi, khususnya vaksin imunisasi wajib yang diprogramkan pemerintah. Selain itu, beberapa diantaranya juga melakukan imunisasi secara private di dokter-dokter praktik, yakni vaksin imunisasi yang diluar program pemerintah. “Pemberian imunisasi bagi anak-anak, seperti modal kepada anak-anak, bukan dalam bentuk uang, tapi investasi dalam bentuk kesehatan,” ujarnya.