Inap di Pesantren, Anggaran Tidur di Hotel Disumbangkan
jpnn.com - MENTERI Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB) Yuddy Chrisnandi ikut mengamati polah-polah Menteri Kabinet Kerja. Khususnya terkait aksi-aksi koboi atau blusukan sejumlah Menteri.
Dia menyadari aksi itu akan mendapat respon positif dan negatif. Bagi pihak yang merespon negatif, aksi pejabat turun ke masyarakat itu bakal dicap pencitraan. Sedangkan bagi yang berpadangan positif, aksi blusukan itu sebagai bentuk kehadiran pemerintah di tengah-tengah masyarakat.
"Aksi blusukan para Menteri ini seperti yang dicontohkan langsung Presiden Jokowi," katanya di Cirebon kemarin.
Menurut Menteri kelahiran Bandung, tetapi besar di Cirebon itu, blusukan Menteri yang didasari dengan motivasi pencitraan tidak akan langgeng. Kalau hanya berorientasi pencitraan, aksi blusukan hanya bertahan sebulan sampai dua bulan ke depan saja.
"Mari buktikan bersama. Bagaimana kiprah Menteri Kabinet Kerja setahun, dua tahun, hingga lima tahun ke depan," papar dia.
Meskipun ada yang menganggap negati aksi blusukan para Menteri, Yuddy mengatakan akan tetap menjalankannya. Dia mengaku tidak bisa bekerja di belakang meja saja sambil menunggu laporan anak buah. Sebab ada kalanya laporan anak buah berbau ABS (asal bapak senang).
Dalam kunjungan kerjanya di Cirebon-Jumat-Sabtu kemarin (7-8/11) dipakai Yuddy untuk bernostalgia. Dia mengunjungi SMPN 1 Cirebon dan SMAN 2 Cirebon. Di sekolah itu, Yuddy kecil menuntut ilmu.
"Pak Yuddy bisa menjadi teladan untuk generasi muda. Saya ikut bangga," kata Mochammad Dandy Sutanto, teman SMA Yuddy.