Indahnya Curug Bajing, Air Terjun di Pekalongan
’’Saya tidak menyangka di Pekalongan ada air terjun secantik ini. Saya harap nuansa alami tetap terjaga dan tidak banyak berubah agar tidak merusak alam di Petungkriyono,’’ kata Fani, sapaan akrabnya.
Selain itu, dia berharap fasilitas pengunjung bisa segera terpenuhi. Misalnya, toilet, kamar ganti, dan tempat ibadah. ’’Banyak teman, khususnya perempuan, yang merasa sulit melakukan kebutuhan MCK. Sebab, di sini belum ada toilet,’’ jelasnya.
Minum Kopi Robusta sambil Donasi
HAWA dingin paling cocok jika disuguhi makanan dan minuman yang hangat. Minum kopi menjadi pilihan utama jika berkunjung ke kawasan Curug Bajing. Jenis kopinya pun robusta yang merupakan hasil olahan warga setempat.
Masyarakat membiarkan tanaman kopi untuk tumbuh secara alami di antara hutan tropis seluas 3.000 hektare. Hutan tersebut mengelilingi halaman depan dan belakang permukiman warga. Jadi, wajar jika kopi menjadi salah satu penopang ekonomi masyarakat.
Apalagi, kesadaran warga setempat untuk menjaga kelestarian flora dan fauna semakin meningkat. Itu terlihat pasca kedatangan Kelompok Studi dan Pemerhati Primata Yogyakarta (KSPPY).
Jadi, eksplorasi hasil hutan tidak lagi dilakukan warga sejak beberapa tahun terakhir. Arif Setiawan, salah seorang anggota KSPPY, mengungkapkan setidaknya ada 30 keluarga di dusun tersebut yang memiliki kebun kopi seluas 1–2 hektare. Di antara 70 petak kebun kopi, rata-rata 1 hektare mampu menghasilkan sekitar 500 kg biji per tahun.
Pengolahan kopi ala masyarakat Gayo, Aceh, pun sudah diperkenalkan kepada masyarakat agar biji yang dihasilkan lebih berkualitas. Dengan begitu, harga pasar bisa terdongkrak.