Indari Mastuti, Pelopor Komunitas Ibu-Ibu Doyan Nulis dan Doyan Bisnis
Minggu, 30 Desember 2012 – 06:58 WIB
Karena itu, agensi naskah mencari tahu apa saja tema buku yang diinginkan penerbit, kemudian disampaikan kepada penulis. Begitu sebaliknya, agensi naskah menawarkan ide-ide penulis kepada penerbit. Karena menerima naskah penulis, pihak agen naskah menyediakan editor, proof reader, layouter, dan bahkan animator. Hal ini agar naskah penulis layak dibawa ke suatu penerbit.
“Sebenarnya sama dengan agensi model atau artis. Kita jembantani bagaimana cara penulis dapat job atau job datang ke mereka. Jadi misalnya mereka pengen dapat job menulis, ya kita carikan. Kita tawarkan naskahnya ke penerbit. Begitu juga kalau penerbit misalnya membutuhkan tema penulisan tertentu, ya kita informasikan kepada para penulis kita,” jelas alumnus Universitas Pasundan itu.
Itulah cara kerja agensi naskah pada umumnya. Namun, karena tidak ingin menjadi sekadar biasa, dia lantas membuat terobosan. Pakemnya, sebelum menawarkan naskah kepada penerbit, penulis harus menyelesaikan terlebih dahulu keseluruhan naskah. Setelah itu, print out naskah tersebut diberikan kepada penerbit untuk dibaca dan dipertimbangkan kelayakannya. Menurut Indari, cara tersebut terlalu konvensional dan memakan waktu lama.