Indeks Harga Pangan FAO Turun untuk Pertama Kalinya Pada Juni
jpnn.com, JAKARTA - Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) Perserikatan Bangsa-Bangsa melaporkan harga pangan dunia turun untuk pertama kalinya dalam setahun terakhir.
Kendati demikian, penurunan 2,5 persen dalam Indeks Harga Pangan FAO hampir tidak cukup untuk melawan rekor kenaikan 12 bulan berturut-turut.
"Kenaikan indeks harga pangan masih membuat indeks keseluruhan menyentuh angka 33,9 persen di atas levelnya dari Juni 2020," tulis FAO seperti dikutip dari Antara, Jumat (9/7).
FAO membeberkan tiga dari lima sub indeks jatuh pada Juni. Pelemahan dipimpin oleh penurunan harga minyak nabati sebesar 9,8 persen.
Penurunan harga minyak nabati didorong lebih rendah oleh minyak sawit, kedelai, dan bunga matahari.
Biji-bijian dan sereal, komponen terbesar dalam indeks, turun lebih moderat 2,6 persen, meskipun mereka tetap lebih dari sepertiga lebih tinggi dari level mereka tahun lalu.
FAO mengatakan penurunan pada Juni disebabkan oleh harga jagung yang lebih rendah. Harga beras juga turun karena biaya transportasi lebih rendah.
"Harga susu turun tipis 1,0 persen," katanya.
Lebih lanjut, dua sub indeks lainnya mengalami kenaikan harga pada Juni, dengan harga daging naik 2,1 persen dan harga gula naik 0,9 persen.
FAO mengatakan harga daging didorong lebih tinggi oleh permintaan yang lebih tinggi dari Asia Timur. Sementara itu, harga gula naik tipis karena kekhawatiran dampak cuaca ekstrem di Brazil.