India Ubah Kashmir Jadi Penjara di Kaki Himalaya
Saking sulitnya warga bergerak, Rumah Sakit Shri Maharaja Hari Singh (SMHS) sampai lengang. Biasanya, RS itu kedatangan seribu pasien setiap hari. Sejak aparat mengamankan Srinagar, pasien yang datang tak sampai seratus.
"Sebagian besar datang ke sini mengeluh sakit padahal sehat. Mereka mengalami stres dan histeria," ujar dokter yang tak mau disebutkan namanya.
Wajar saja warga Kashmir panik. Warga sama sekali tak menyangka bahwa kebebasan mereka direnggut pekan ini. Setahu mereka, ketegangan pascabom bunuh diri yang menewaskan 40 tentara India sudah mereda.
Mereka juga bingung saat pemerintah India mengevakuasi ribuan warga Hindu dan turis dari Kashmir. Menurut Perdana Menteri India Narendra Modi, separatis berencana menyerang warga Hindu yang sedang berziarah Gua Amarnath Kashmir.
Tak lama kemudian, Modi mengumumkan pencabutan pasal 370 Konstitusi India. Sejak itu, penjagaan di Kahsmir diperketat. Sekitar 560 tokoh masyarakat lokal ditahan. "Sekarang Kashmir terasa seperti penjara. Penjara terbuka yang sangat besar," ujar Rizwan Malik, warga, kepada BBC.
Pasal 370 merupakan hak khusus yang didapatkan oleh otroritas lokal Kashmir. Artinya, mereka punya kewenangan khusus untuk menangani urusan dalam negeri di wilayah Jammu dan Kashmir, kecuali diplomasi luar negeri. Penduduk Kashmir diberi kewarganegaraan Kashmir dan India.
Setelah pakta itu tiada, New Delhi bisa melakukan apa pun kepada mereka. Termasuk, melakukan tindakan militer besar-besar seperti pekan ini. Namun, warga lokal jelas tak senang.
Jumat lalu (9/8) lebih dari 10 ribu warga berdemo setelah salat Jumat. Momen jumatan merupakan satu-satunya kesempatan bagi warga Srinagar untuk bergerombol. "Ini adalah tanah air kami. Kami ingin kebebasan," teriak pendemo seperti dikutip Washington Post.