Indonesia Butuh 800 Pilot Per Tahun

jpnn.com - TANGERANG - Dunia penerbangan Tanah Air terus berkembang pesat. Maskapai-maskapai penerbangan pun berlomba untuk menambah jadwal atau membuka rute penerbangan baru, baik di dalam maupun di luar negeri. Dengan begitu, kebutuhan pilot juga meningkat.      

Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Herry Bakti menyatakan dunia penerbangan di Indonesia membutuhkan sekitar 800 pilot per tahun. "Kebutuhan pilot memang sangat tinggi," katanya dalam konferensi pers tentang Angkasa Aviation Academy di Tangerang, Senin (17/3).

Dia memaparkan, saat ini sudah ada 22 sekolah penerbangan di seluruh Indonesia. Herry pun berharap sekolah penerbangan itu mampu memenuhi kebutuhan pilot di Indonesia.

Nah, untuk meningkatkan kemampuan pilot, sejumlah maskapai penerbangan pun menjalin kerjasama dengan beberapa pihak. Salah satunya Lion Air. Salah satu maskapai swasta terbesar itu kini bekerja sama dengan manufaktur pesawat terbesar asal Eropa, Airbus. Kerjasama itu meliputi pengembangan program pelatihan penerbangan yang sesuai standar Badan Keselamatan Penerbangan Eropa (EASA).

"Kerja sama dengan Airbus dalam pelatihan penerbangan ini akan meningkatkan kemampuan pelatihan di Indonesia dan akan melengkapi kegiatan kami saat ini," kata Presiden Direktur Lion Group Rusdi Kirana.

Menurut Rusdi Kirana, pelatihan penerbangan kerja sama Lion-Airbus itu akan menggunakan teknologi simulator penerbangan terbaru serta dibawakan oleh para instruktur berpengalaman dalam industri penerbangan.

Ia mengemukakan, keputusan kerja sama dengan Airbus untuk penyediaan jasa pelatihan penerbangan menunjukkan bahwa Lion Group berinvestasi secara besar-besaran dalam pelatihan, hingga sekitar USD 250 juta. Selain itu, kata dia, kerja sama itu juga menunjukkan bahwa Lion terus menghadirkan rangkaian pelatihan berstandar internasional di Indonesia. (ant/mas/jpnn)