Indonesia dan Turki Bisa jadi Mediator Persoalan Qatar
jpnn.com, JAKARTA - Ketua Komisi I DPR Abdul Kharis Almasyhari mendukung penuh sikap Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) agar negara Arab yang memutuskan hubungan dengan Qatar menggunakan dialog dan rekonsiliasi demi menjaga perdamaian dan stabilitas di kawasan Timur Tengah.
“Sesuai komitmen politik luar negeri kita yang bebas dan aktif langkah dialog dan rekonsiliasi untuk menyelesaikan masalah di sana sudah tepat,” kata Kharis, Selasa (6/6).
Anggota Fraksi PKS ini prihatin terhadap ketegangan di kawasan itu. Dia berharap semoga situasi politik di kawasan Timur Tengah itu segera mereda.
Kharis berharap bisa segera diambil langkah diplomasi untuk meredakannya. “Di bulan Ramadan ini kita menginginkan kedamaian dan khususnya dengan adanya ketegangan baru dikawasan timur tengah kita menjadi prihatin,” paparnya.
Legislator dari daerah pemilihan Jawa Tengah V ini mengingatkan semua negara agar menghormati prinsip hubungan internasional. Misalnya, saling menghormati kedaulatan masing-masing negara dan tidak ikut campur urusan internal negara lain. Saling menghormati kedaulatan dan hindari ketegangan.
“Indonesia dan Turki saya kira bisa menjadi mediator rekonsiliasi tersebut. Peran Qatar yang sangat strategis tidak hanya sebagai penghasil devisa. tetapi juga punya peran strategis dalam penyelesaian konflik di timur tengah termasuk persoalan Palestina," katanya.
Sebelumnya diberitakan Arab Saudi, Bahrain, Uni Emirat Arab, Mesir, Yaman, Libya dan Maladewa memutus hubungan diplomatik dengan Qatar menyusul ketegangan diplomatik di kawasan timur tengah tersebut.
Pemutusan hubungan diplomatik itu disebabkan hubungan Qatar dengan Iran dan dukungan kedua negara itu terhadap kelompok-kelompok teroris yang dianggap bertujuan untuk mengacaukan wilayah teluk. Arab Saudi menuduh Qatar mendukung kelompok teroris yang didukung Iran, seperti kelompok Ikhwanul Muslimin, Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS) dan Alqaeda.(boy/jpnn)