Indonesia Kaya Panas Bumi, Dubes Tantowi Temui Menteri Energi Negeri Kiwi
jpnn.com, WELLINGTON - Duta Besar RI untuk Selandia Baru Tantowi Yahya berupaya mendongkrak kerja sama antara Indonesia dengan Negeri Kiwi itu di berbagai bidang. Salah satunya adalah peningkatan kerja sama pemanfaatan energi baru dan terbarukan.
Untuk itu, Tantowi menggelar pertemuan dengan Menteri Energi dan Sumber Daya Alam Selandia Baru Judith Collins di Wellington, Kamis (22/6). Menurut Tantowi, kerja sama bilateral antara Indonesia dan Selandia Baru di bidang energi. Sebab, kedua negara sudah menjalin kerja sama di bidang pemanfaatan tenaga panas bumi sejak 1970-an.
Namun, Tantowi menilai kerja sama yang sudah berlangsung itu bisa ditingkatkan. “Ada kerja sama bantuan teknis berupa peningkatan kapasitas seperti kerja sama antar universitas kedua negara untuk melatih sumber daya manusia Indonesia bidang panas bumi yang diharapkan dapat meluas dan lebih konkret,” ujar Tantowi melalui siaran pers KBRI Wellington ke JPNN.
Pada pertemuan itu Tantowi juga mengapresiasi kerja sama RI dengan Selandia Baru yang telah terjalin selama ini. Menurutnya, bidang energi yang punya potensi besar untuk dikerjasamakan adalah panas bumi.
Tantowi memerinci, potensi tenaga panas bumi Indonesia sekitar 40 persen dari cadangan dunia. “Namun masih sedikit yang dimanfaatkan,” tutur mantan anggota Komisi Pertahanan dan Luar Negeri DPR RI itu.
Lebih lanjut Tantowi mengatakan, teknologi dan kapasitas yang dimiliki Indonesia belum dapat memanfaatkan potensi tersebut secara optimal. Karenanya, hal itu menjadi peluang tersendiri bagi masuknya investasi.
Oleh karena itu Tantowi mengharapkan perusahaan-perusahaan energi Selandia Baru yang dikenal memiliki keunggulan di bidang tenaga panas bumi bisa menggarap potensi yang ada di Indonesia. “Pemerintah Indonesia terus melaksanakan berbagai kebijakan dalam rangka menciptakan iklim perekonomian yang mendukung masuknya investasi termasuk mengupayakan sistem tarif dan harga listrik yang ekonomis,” katanya.
Sedangkan Judith Collins mengatakan, penggunaan energi baru dan terbarukan diarahkan untuk menjadi sumber utama suplai energi di Selandia Baru. Saat ini, katanya, 80 persen listrik di Selandia Baru menggunakan sumber terbarukan seperti angin, panas bumi, hidro dan tenaga surya.