Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Indonesia Raih The Famouse Next Destination Versi China Travel and Leisure

Jumat, 18 November 2016 – 08:32 WIB
Indonesia Raih The Famouse Next Destination Versi China Travel and Leisure - JPNN.COM
Sesmen Kemenpar Ukus Kuswara (kanan) dan Asisten Deputi Pengembangan Pemasaran Wilayah Asia Pasifik, Vinsensius Jemadu. Foto: from Indopos

Apa yang membuat Travel Destination Wonderful Indonesia mendapat respons positif? Diakui sebagai yang terbaik  oleh China Travel and Leisure? Yang utama, Wonderful Indonesia sudah mulai mendapatkan reaksi yang bagus dari pasar Tiongkok. Gambarannya sudah bisa dilihat di periode Januari – Agustus 2016. Di periode itu, kunjungan wisman Tiongkok mencapai 980.184 orang.

Angka itu mampu menggeser Singapura yang menyumbang 939.231 wisman ke Indonesia. Sebuah prestasi besar mengingat, Singapura tak pernah absen sebagai penyumbang wisman terbanyak ke Indonesia. “Wisman Tiongkok sudah nomor satu. Dan beberapa bulan ini, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia sudah menembus angka di atas satu juta wisman,” kata Ukus.

Ya. Nomor satu, menggeser Singapura dan Australia sekaligus. Taktik apa yang digunakan Wonderful Indonesia sehingga destinasi di Tanah Air bisa cepat dilirik wisman Tiongkok dan belahan dunia lainnya? Mengapa juga mereka bisa tergoda plesiran ke Indonesia? “Salah satu faktornya adalah kampanye hebat yang didukung Presiden Joko Widodo. Masyarakat Tiongkok dirayu untuk menikmati eksotisme alam dan keindahan budaya nusantara,” kata Ukus.

Faktor ini dinilai punya pengaruh besar mengingat outbound orang Tiongkok yang bepergian ke luar negeri di 2015 saja ada 120 juta orang. “Yang ke Thailand sudah delapan juta wisman. Ke Korea, Hong Kong dan Jepang angkanya juga lumayan tinggi. Tapi yang ke Indonesia baru 1 persen, masih di angka 1,2 juta orang. Ini yang coba dikejar,” ujar Asisten Deputi Pemasaran Asia Pasifik, Vinsensius Jemadu.

Hal lain yang ikut memengaruhi adalah kebijakan Bebas Visa Kunjungan. Saat ini, sudah ada 169 negara yang sudah masuk ke dalam list Bebas Visa Kunjungan. Dan Tiongkok, Singapura, Australia serta Jepang yang ada di top 5 penyumbang wisman terbanyak ada dalam list BVK. “Sejak Perpres turun, Kemenpar langsung action menyosialisasikan kemana-mana. Dan itu kami promosikan juga,” tandas VJ – sapaan akrab Vinsensius Jemadu.

Implementasinya dikawal langsung oleh Menpar Arief Yahya. Semua lini dipelototi detail, dipaksa lari cepat,  dipantau sampai ke ujung sampai realisasi konkret di lapangan. “Hasilnya ya seperti sekarang ini,” ungkapnya.

Deregulasi di sektor kepariwisataan juga terus dilakukan. Salah satu hasilnya adalah pencabutan cabotage untuk cruise, sehingga kapal pesiar dengan bendera asing boleh menaik-turunkan penumpang di pelabuhan di Indonesia. Ada lima pelabuhan yang sudah membuka cabotage itu, dari Belawan, Tanjung Priuk, Tanjung Perak, Benoa dan Makassar.

Deregulasi lain adalah CAIT – Clearance Approval for Indonesian Territory, yang membuat yachts harus mengurus izin 3 minggu untuk sailing ke perairan Indonesia. Saat ini sudah dicabut dan diganti dengan CIQP biasa, Clearance, Immigration, Quarantine dan Port saja. “Sekarang tinggal 3 jam saja, dan benchmark-nya Singapura, hanya cukup 1  jam. Kami sedang menuju ke sana,” kata VJ.

SHANGHAI - Wonderful Indonesia kembali menuai apresiasi media global yang berbasis di China dan berkonten travel.  Media tersebut adalah China

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News