Indonesia-Selandia Baru Tingkatkan Perdagangan dan Investasi
jpnn.com, WELLINGTON - Isu peningkatan kerja sama ekonomi menjadi topik utama pertemuan antara Presiden Joko Widodo dengan PM Selandia Baru Jacinda Ardern yang dilaksanakan di Gedung Parlemen, Wellington, Senin (19/3).
Peningkatan kerja sama ekonomi penting bagi kedua negara. Sebagai negara yang terbuka dalam perekonomiannya, Indonesia dan Selandia Baru sama-sama mengirimkan pesan bahwa hubungan perdagangan dan investasi dapat terjalin dan menghasilkan hubungan yang saling menguntungkan.
"Hubungan perdagangan bukanlah zero-sum game. Oleh karena itu, mari kita berusaha menyelesaikan perundingan Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP)," kata Presiden yang beken disapa Jokowi dalam pertemuan itu.
Sementara dalam hal perdagangan bilateral, kedua negara telah menargetkan perdagangan sebesar NZD4 miliar di tahun 2024 mendatang. Jokowi secara khusus mengapresiasi pasar Selandia Baru yang telah menerima komoditas unggulan Indonesia seperti kopi, manggis, dan salak.
Suami Iriana pun sangat berharap komoditas lain seperti mangga, pisang, dan nanas juga dapat diterima di sana. Selain itu, presiden meminta perhatian terhadap ekspor pakan hewan yang berasal dari ampas kelapa sawit agar tidak diganggu dengan hambatan non tarif.
"Saya juga meminta perhatian Yang Mulia mengenai ekspor pakan ternak dari ampas kelapa sawit yang mulai dipertanyakan dari aspek lingkungan," sambungnya.
Mantan Wali Kota Solo itu meyakinkan, upaya untuk mengelola kebun kelapa sawit secara berkelanjutan dan ramah lingkungan terus dilakukan di Indonesia yang punya kepentingan terhadap upaya pengelolaan berkelanjutan tersebut.
"Perkebunan kelapa sawit ini melibatkan 17 juta orang, 3 kali dari penduduk Selandia Baru. Separuh dari perkebunan dimiliki oleh petani kecil. Isu sustainability harus terus berjalan seiring isu hak kemakmuran bagi petani kecil," sebut Jokowi.