Industri Keramik Desak Penurunan Harga Gas
jpnn.com - SURABAYA – Ketua Umum Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (Asaki) Elisa Sinaga menyatakan, industri keramik belum bisa bangkit setelah tahun lalu penjualan menurun hingga 30 persen.
’’Pada kuartal pertama ini belum pulih. Sebab, sektor properti belum terlihat menggeliat,’’ katanya kemarin
Menurut Elisa, pengusaha properti masih menunggu realisasi kebijakan tax amnesty untuk melanjutkan proyek yang tertunda. Karena kebijakan tersebut belum direalisasikan, dana dari luar negeri tertahan ketatnya pengawasan pemerintah.
’’Karena pasar domestik sepi, kami berharap pemerintah membantu menurunkan biaya produksi dengan menurunkan harga gas industri,’’ ujarnya.
Pemerintah memang pernah berjanji akan menurunkan harga energi, khususnya gas industri dalam Paket Kebijakan Ekonomi Jilid III. Saat itu, penurunan direncanakan berlaku mulai Januari 2016. Hingga kini, keputusan tersebut belum direalisasikan.
Saat ini harga gas industri USD 9 per million metric British thermal unit (mmbtu). Para pengusaha keramik berharap harga gas diturunkan menjadi USD 7,2 per sesuai patokan Kementerian Perindustrian.
Harga itu masih lebih tinggi dibandingkan harga gas industri di luar negeri sebesar USD 5 per mmtbu.’’Kami tidak meminta harganya harus serendah itu. Sebab, mungkin memang ada perbedaan faktor yang membuat harga gas di luar bisa sangat rendah,’’ ucap Elisa. (vir/jos/jpnn)