Ingat, Jangan Mudah Termakan Hoaks di Media Sosial
“Commitment, baik dari pemerintah, perguruan tinggi dan juga masyarakat itu harus ada. Enforcement itu harus melibatkan semua pihak untuk mengampanyekan pentingnya kita menyikapi berbagai isu yang muncul di media sosial. Support itu harus adanya peraturan. Lalu, adanya forum-forum yang kita pergunakan untuk bisa memberikan pencerahan kepada semua pihak,” ujar Kadarsah.
Dia juga meminta pemerintah bersikap tegas dengan menjatuhkan sanksi kepada pihak yang menebar hoaks di media sosial.
“Ini harus disosialisasikan supaya semuanya bisa tahu tentang apa yang digariskan dalam peraturan itu,” ujar Kadarsah.
Menurut Kadarsah, pihaknya sudah melakukan antisipasi agar mahasiswa ITB tidak termakan hoaks.
Salah satunya dengan menanamkan ilmu komputer untuk dipakai dan dikembangkan bagi mahasiswa sejak dini.
“Kami juga bekali mahasiswa mengenai cara memfilter dengan pembekalan-pembekalan soft skill agar mahasiswa punya empati, kepedulian sosial dan cinta tanah air dengan kuliah umum dengan mengundang pembicara pada level nasional bahkan internasional,” tambah Kadarsah.
Cara lainnya adalah dengan membuat lomba hoax analyzer. Mahasiswa ITB menjadi juara nasional dalam membuat software untuk menganalisis berita itu hoaks atau tidak.
“Alhamdulillah ini membantu juga. Membantu supaya anak-anak itu tidak langsung menelan bulat-bulat apa yang ada di media sosial. Mereka punya tools yang dibuat teman-temannya sendiri untuk memilah ini benar atau tidak, hoaks atau bukan,” kata Kadarsah. (jos/jpnn)