Ingatkan Politisi Tentang Politik Suci
Sabam Sirait Beri Nasihat Politisi Muda lewat Bukujpnn.com - JAKARTA - Politisi PDI Perjuangan, Sabam Sirait, pada 13 Oktober lalu telah menginjak usia ke-77. Sebagai politisi senior, deklarator PDI saat era peleburan partai politik pada 1971 itu menyimpan banyak nasihat bagi para politisi-politisi yuniornya.
Nasihat-nasihat itu dituangkan Sabam dalam sebuah buku berjudul Politik itu Suci yang akan diluncurkan besok (10/11). Hari Pahlawan sengaja dipilih Sabam untuk meluncurkan bukunya.
Menurut mantan tokoh Parkindo itu, ada tiga tokoh besar yang menginspirasinya sehingga menempatkan politik sebagai wadah perjuangan yang mulia. Tokoh pertama yang menginspirasi Sabam adalah Proklamator RI, Soekarno. "Ada perkataan Bung Karno bahwa memperjuangkan, mempertahakan dan mengisi kemerdekaan itu adalah politik," kata Sabam dalam perbincangan dengan wartawan, Sabtu (9/11).
Sedangkan dua tokoh lainnya yang menjadi inspirasi bagi mantan anggota Komisi Pertahanan dan Luar Negeri di DPR RI itu adalah pejuang antidiskriminasi di Amerika Serikat (AS), Marthin Luther King dan tokoh antiapartheid di Afrika Selatan, Nelson Mandela. Menurut Sabam, Barack Obama bisa jadi Presiden AS juga tak lepas dari perjuangan Marthin Luther King yang terkenal dengan pidatonya berjudul "I Have a Dream".
Lebih lanjut Sabam mengatakan, harusnya dalam berpolitik tidak ada perilaku korupsi ataupun mengingkari amanat rakyat. Alasannya, berpolitik berarti mengemban tugas suci. "Politik itu suci, tapi politisinya yang kotor," tandas pria yang mengajak Taufik Kiemas dan Megawati Soekarnoputri masuk ke PDI itu.
Karenanya Sabam mengingatkan perlunya perjuangan untuk mengembalikan politik menjadi hal yang suci dan mulia. Meski upaya itu bukan hal mudah di tengah himpitan pragmatisme, namun Sabam meyakini bahwa hal itu bukan berarti tidak bisa diwujudkan.
"Kita tidak boleh lelah. Harus terus berjuang. Bung Karno dan Tan Malaka, juga sejak awal sudah mengatakan Menuju Indonesia Merdeka atau Mencapai Indonesia Merdeka. Tapi Kemerdekaan baru dicapai beberapa tahun kemudian," cetus ayah politisi PDIP, Maruarar Sirait itu.(ara/jpnn)