Inggris Diterjang Banjir Besar
jpnn.com - LONDON - Pergerakan badai melewati daratan Eropa kemarin. Otoritas Inggris mengevakuasi ribuan penduduk yang tinggal di wilayah garis pantai setelah badai besar tersebut mengakibatkan gelombang pasang terbesar dalam 60 tahun terakhir. Sedikitnya, dua orang tewas karena tersapu gelombang dan satu orang meninggal karena kecelakaan.
Ketinggian air bah sudah menurun kemarin (6/12). Namun, karena perkiraan tentang dua gelombang pasang tinggi di wilayah timur Inggris, Jumat malam waktu setempat, Thames Barrier di London kembali ditutup untuk kali kedua dalam dua hari terakhir. Thames Barrier adalah barikade penghalang banjir untuk melindungi wilayah ibu kota.
Dua orang dilaporkan tewas di Inggris pada Kamis (5/12) waktu setempat ketika Badai Xaver di Atlantik menghantam dengan kecepatan angin mencapai 228 kilometer per jam. Xaver kemudian bergerak keluar dari Laut Utara menuju Jerman dan Belanda.
Pemerintah menyatakan, sedikitnya sepuluh ribu keluarga dievakuasi. Perinciannya, sembilan ribu di Norfolk dan seribu di Essex, tenggara Inggris Raya.
Badan Meteorologika Inggris Raya mengungkapkan, ini adalah gelombang pasang terburuk sejak banjir besar melanda negara-negara Laut Utara pada 1953. Kala itu bencana tersebut menewaskan 2.000 jiwa.
Namun sistem perlindungan di pantai timur Inggris telah diperkuat sejak saat itu. Meski sebagian di antaranya bobol karena gelombang pasang terbaru ini, sebagian besar barikade pelindung banjir itu tetap berdiri. ''Sistem perlindungan tampak berfungsi dengan baik,'' terang Juru Bicara Badan Penyelamatan Lingkungan Tim Connell kepada BBC.
Dermaga di pinggir laut Norfolk, Kota Cromer, dilaporkan rusak karena empasan gelombang tinggi. Polisi di Great Yarmouth, Norfolk, menyerukan kepada pengunjung pantai untuk menjauh dari bibir pantai.
Polisi di wilayah Nothhumbria, timur laut Inggris, menyatakan bahwa banjir yang terjadi karena gelombang pasang surut pada Jumat pagi. "Indikasi awalnya, terlihat bahwa gelombang pasang di wilayah kami pagi ini (kemarin) lebih rendah daripada yang kami lihat kemarin (Kamis)," terangnya. (AFP/cak/c16/dos)