Ditanya tentang wawancara kedua pasangan tersebut saat menggelar konferensi pers soal COVID-19, PM Johnson mengatakan dia "selalu sangat mengagumi Ratu yang berperan sebagai pemersatu di negara kita dan di seluruh wilayah Persemakmuran".
Namun dia mengatakan "ketika menyangkut keluarga kerajaan, hal yang tepat untuk dikatakan oleh seorang perdana menteri adalah tidak mengatakan apapun".
Sebaliknya, Keir Starmer, pemimpin oposisi utama Partai Buruh, mengatakan istana harus menanggapi tuduhan itu dengan serius.
"Ini adalah pengingat bahwa terlalu banyak orang yang mengalami rasisme di Inggris abad ke-21."
Menteri Pendidikan Bayangan di Inggris, Kate Green mengatakan klaim rasisme yang "sangat mengejutkan" penyelidikan penuh.
"Saya yakin istana akan memikirkan hal ini dengan sangat hati-hati, dan saya yakin orang akan bertanya-tanya apa respon yang akan dikatakan oleh pihak istana, tapi tidak pernah ada alasan dalam situasi apa pun untuk [membenarkan] rasisme," kata Green.
Katie Nicholl, editor kerajaan majalah Vanity Fair, menyoroti pemikiran Meghan yang sempat ingin mengakhiri hidupnya sendiri saat menjadi bagian dari keluarga kerajaan sebagai momen wawancara yang paling menonjol.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News