Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Ingin Jakarta Biru? Saatnya Beralih ke Kendaraan Listrik

Minggu, 08 Desember 2019 – 09:24 WIB
Ingin Jakarta Biru? Saatnya Beralih ke Kendaraan Listrik - JPNN.COM
Talkshow membahas masa depan kendaraan listrik menghadirkan pembicara dari PLN, komunitas sepeda motor listrik, hingga importir skuter listrik. Foto: Mesya/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Polusi udara di Jakarta semakin besar karena volume kendaraan roda dua kian bertambah. Data BPS menyebutkan, jumlah kendaraan di Indonesia, 80 persennya didominasi sepeda motor.

Hal tersebut menurut Peter Kho dari KOSMIK (Komunitas Sepeda/Motor Listrik) Indonesia sangat memengaruhi tingkat kualitas udara. Sebab, pembuangan bahan bakar dari sepeda motor lebih berbahaya 10 kali lipat dari pada mobil.

"Ini harus diwaspadai bersama, apalagi di kota-kota besar seperti Jakarta. Betapa tercemarnya udara kita karena buangan bahan bakar sepeda motor. Kalau ingin Jakarta bersih pengalihan kendaraan bensin ke listrik sudah harus dilakukan," kata Peter dalam talk show bertajuk masa depan kendaraan listrik di Indonesia, Sabtu (7/12).

Sebagai langkah awal, yang harus dialihkan adalah sepeda motor karena jumlahnya paling besar. Selain itu sepeda motor listrik lebih terjangkau masyarakat dibandingkan mobil.

Peter menambahkan, penggunaan sepeda motor listrik sudah harus dilakukan untuk menekan defisit anggaran akibat energi. Energi fosil semakin menipis, cadangan gas juga berkurang sehingga akhirnya Indonesia harus impor.

Berbeda dengan penggunaan energi listrik. Indonesia punya banyak sumber daya alam melimpah untuk mengubah menjadi energi listrik. Seperti sampah, kelapa sawit, pantai (gelombang), batu bara, dan lainnya.

"Sumber energi baru terbarukan (EBT) untuk energi listrik kita melimpah jadi tidak perlu waswas bila nanti terjadi pengalihan besar-besaran kendaraan bensin ke listrik. Saya yakin juga dengan beralihnya ke kendaraan listrik anggaran negara akan hemat 50 persen," terangnya

Setiawan Winarto, distributor/importir skuter listrik, mengaku baru mulai usahanya Mei 2019 tetapi animo masyarakat sudah besar sekali. Di luar negeri skuter listrik menjadi transportasi penghubung dengan transportasi massal.

Penggunaan kendaraan listrik harus dilakukan sebagai upaya menekan defisit anggaran akibat energi.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News