Ingin Kembalikan Kedigdayaan Sepak Bola, Moeldoko Maju Bursa Ketum PSSI
Sebagai orang yang punya sikap kenegarawanan tinggi, Moeldoko tak terima jika sepak bola Indonesia rusak. Sebab, bagi Moeldoko, sepak bola bukan hanya tontonan tetapi juga tuntunan.
“Sepakbola adalah school of light. Maksudnya adalah ada nilai di dalamnya yakni fair play dan respect. Bila itu dijalankan maka money politic tidak ada. Kami harapkan money politic harus dijauhkan,” imbuhnya.
Moeldoko sebenarnya bisa saja maju dalam bursa pemilihan Ketum PSSI beberapa tahun lalu. Sebab, dia sudah diminta Istana untuk mengurus PSSI. Namun, dia memilih tak maju karena ingin fokus menjalankan amanah sebagai Panglima TNI.
“Saya memang sempat ditawari menjadi Ketua Umum PSSI saat masih Panglima TNI. Saat itu saya tolak krena memang saya masih aktif, dan saya tidak mau terpecah. Namun kalau kini sudah fokus, dan saya siap fokus mengangkat sepak bola dari keterpurukan,” imbuhnya.
“Pada saat saya jadi Panglima TNI, saya diminta presisen untuk urus PSSI tapi saya tolak karena tugas panglima masih banyak dan tanggung jawab besar. Saya tidak ingin dalam tugas terpengaruhi dengan hal yang lain sehingga tugas saya di TNI terganggu,” imbuhnya.
Lantas, bagaimana dengan syarat pencalonan, termasuk kewajiban mengurus sepak bola minimal lima tahun? Moeldoko ternyata sudah memiliki syarat tersebut. Ketika masih di TNI, Moeldoko sering mengurus klub di daerah-daerah.
“Soal syarat lima tahun, ketika TNI bertugas sebagian besar diminta oleh klub di berbagai daerah, jadi ototmatis seperti itu. Apalagi saya melalang buana bertugas di daerah-daerah,” katanya.
Terkait strategi memperbaiki tatanan sepak bola Indonesia, Moeldoko juga sudah memilikinya. Salah satu yang ditekankan pria yang membangun Masjid Moeldoko itu adalah sinergi antarelemen.