Ingin Wujudkan 'Barcode' Manusia, Bisa Membayar ala Kartu Kredit
Rabu, 24 Maret 2010 – 02:06 WIB
Dia menuturkan, jika yang dites adalah orang Indonesia, harus dihitung dengan menggunakan DNA data populasi orang Indonesia. Djaja meneliti database tersebut di Scientific and Technical Research Center, Ministry Justice Investigation Bureau, Taiwan, pada awal 2009. Bersama muridnya, Evi, dia hanya membutuhkan waktu empat bulan untuk mengumpulkan sampel penelitian sebanyak 402 orang Indonesia, yang terdiri atas 201 pria dan 201 wanita. "Saya melakukan penelitian dua bulan. Dua bulan berikutnya dilanjutkan Evi," kenang Djaja.
Sebagai standar penelitian, dia mengacu pada CODIS (combined DNA index system) 13 yang dikeluarkan FBI (Federal Buerau of Investigation) pada 1994. Standar tersebut sudah mendunia. Sebanyak 300 laboratorium forensik seluruh dunia menggunakan itu.
Penelitian Djaja tersebut dilakukan di Taiwan karena pemerintah negara itulah yang membiayai. "Biayanya miliaran rupiah," katanya. Taiwan membiayai penelitian tersebut karena terkait banyaknya TKI (tenaga kerja Indonesia) di negara itu. Meski ditanggung Taiwan, untuk biaya bolak-balik Jakarta-Taipei, Djaja dan Evi kala itu harus merogoh kantong pribadi. Tapi, semua itu dilakoni Djaja dengan penuh tanggung jawab.