Inhalasi Hidrogen Direkomendasikan Peneliti Bantu Pasien Covid-19 di China
jpnn.com - Inhalasi gas hidrogen menjadi pembicaraan beberapa peneliti dunia dalam metode perawatan membantu penyembuhan pasien pandemi COVID-19.
Seorang pakar farmasi lewat situs jurnal penelitan www.researchgate.net pada 3 Maret 2020 menampilkan diskusi para peneliti dari berbagai negara, yang membahas potensi hidrogen untuk membantu pengobatan Covid-19 yang dinilai murah dan efektif.
Diskusi tersebut diawali oleh Dr. Duried Alwazeer seorang peneliti dari Redox Reserch Center dan Associate Profesor Department of Food Engineering di Igd?r Universitesi yang menyatakan pada 2007 banyak penelitian dilakukan untuk menggunakan gas hidrogen sebagai agen terapeutik pada berbagai penyakit, serta berbagai penelitian yang melaporkan efek perlindungan hidrogen terhadap kerusakan paru iradiasi dan perbaikan cedera paru hiperoksik.
Dia lantas mengajak rekan-rekan ahli yang bekerja di patologi virus untuk menguji kemungkinan aplikasi hidrogen sebagai pengobatan COVID-19 yang potensial dan murah.
Pesan ini langsung disambut oleh pernyataan Dr. Shirley Xiao Yu Wu seorang profesor Ilmu Farmasi, University of Toronto, Canada. Menurutnya, beberapa tim medis China tengah merekomendasikan penggunaan 66,6 persen hidrogen dan 33,3 persen oksigen untuk inhalasi sebagai pengobatan COVID-19, karena hidrogen dinilai aman dalam mengurangi radikal bebas dan peradangan sitokin.
Hingga kini, diskusi dalam situs jurnal www.researchgate.net masih berlangsung dan menunggu hasil dari metode perawatan ini.
Lalu bagaimana sebetulnya cara kerja hidrogen dalam mengatasi infeksi virus dalam tubuh?
Menurut dr Elvin Gultom, medical trainer, yang juga pembicara di berbagai seminar gaya hidup, menyatakan gas hidrogen memiliki fungsi untuk mengurangi radikal bebas dan meningkatkan pelepasan sitokin atau protein kecil yang berfungsi penting dalam sistem imun.