Ini Agenda Jokowi Selama di Jogja Hari Ini
Sementara itu, kampanye Gropyokan Korupsi juga akan terus dilakukan para seniman Jogja. Salah satunya di Titik Nol Kilometer. Di ruang publik ini, ada patung tikus besar yang mengenakan jubah uang seratus ribuan.
Gambar ini, menurut pegiat Gropyokan Korupsi Arief Budiman, sebagai kampanye kepada seluruh masyarakat luas. Agar mulai menghindari korupsi di kehidupan sehari-hari.
“Mulai dari hal terkecil, karena korupsi adalah kita,” tandas penggagas acara jujur barengan ini kemarin (8/12).
Arief menjelaskan, gropyokan korupsi merupakan gerakan masyarakat untuk melawan korupsi. Juga mengajak seluruh tumpah darah Indonesia sadar untuk tidak korupsi.
“Seperti korupsi waktu, mencontek saat ujian, bekerja tidak sesuai jam kerja, dan korupsi remeh-temeh yang lain,” jelas Arief menging-atkan.
Sebagai gerakan masyarakat, lanjut pemilik Petak Umpet ini, perlu untuk kampanye masif. Tak hanya di dunia maya dengan hastag korupsi adalah kita. Tapi juga dengan media yang lain seperti pemasangan karya seni tikus besar di Titik Nol Kilometer.
Herry Zudianto, salah seorang penggagas yang mengaku sebagai “nuwani” di kegiatan kam-panye antikorupsi menerangkan, perlawanan korupsi harus masif digelorakan. Kejujuran dalam kehidupan sehari-hari harus menjadi pondasi hidup warga Indonesia.
“Semuanya harus diawali dengan kejujuran,” ajaknya.
Peraih Anticorruption Bung Hatta Award tahun 2010 ini menambahkan, sasaran gerakan ini memang anak muda. Ini tak lepas karena anak muda menjadi manusia paling efektif dalam menggelorakan semangat untuk melawan korupsi.
“Sasarannya sebenarnya semua insan. Hanya anak muda menjadi prioritas untuk bersama-sama melawan korupsi,” tandas HZ, sapaan akrabnya. (pra/eri/ong)