Ini Alasan Mengapa Sebagian Pemilih di Indonesia Memilih Golput
"Kalaupun Prabowo yang naik, dia bisa lihat dari 3 perbandingan, nomor satu nomor dua dan golput."
"Dia bisa melihat angka golput ini sangat tinggi sekali. Bahwa artinya ada yang salah meski anda menang."
Lain Steven, lain Suksma Ratri (44).
Ratri mengaku ia menjadi golput sejak puluhan tahun lalu. Ia terlanjur kecewa pada sistem politik Indonesia yang carut-marut. Terlebih, ia juga sudah muak menanggapi ajakan untuk memilih kandidat yang kurang buruk.
"Saya enggak mau melakukan 'vote for the lesser evil' (memilih yang kurang buruk di antara yang buruk). Itu yang selalu kita lakukan, vote for the lesser evil."
"Saya merasa rakyat enggak dikasih pilihan yang cukup untuk memilih."
Warga Jakarta ini mengatakan lima putaran debat yang, sedianya, digelar untuk mengetahui visi dan misi masing-masing kandidat juga membuatnya tetap bergeming.
"Enggak serta merta membuat saya tertarik dengan salah satu paslon (pasangan calon) karena jawabannya enggak ada yang logis buat saya."