Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Ini Alasan SBY Diam Soal Penyadapan Amerika

Sabtu, 09 November 2013 – 13:53 WIB
Ini Alasan SBY Diam Soal Penyadapan Amerika - JPNN.COM
Staf Khusus Presiden Bidang Hubungan Internasional, Teuku Faizasyah. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com - JAKARTA - Kanselir Jerman, Angela Merkel marah besar saat mengetahui kabar bahwa dirinya disadap oleh pihak Amerika Serikat. Berbeda dengan Merkel, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono justru diam menanggapi isu penyadapan yang juga menimpa dirinya.

Staf Khusus Presiden Bidang Hubungan Internasional, Teuku Faizasyah mengatakan, ada perbedaan antara isu penyadapan Merkel dan SBY. Menurut Faizasyah, Merkel dikabarkan disadap langsung melalui telepon selulernya.

Sementara isu penyadapan terhadap Presiden SBY muncul karena informasi tentang adanya perangkat alat sadap di kantor kedutaan besar AS di Jakarta.

"Beberapa kepala negara memang bereaksi, karena alat komunikasinya disadap termasuk Merkel. Jadi privacy mereka terusik. Kalau untuk Indonesia diduga ada alat penyadapan di kantor perwakilan AS dan Australia," kata Faizasyah dalam acara diskusi di Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (9/11).

Faiz menolak jika SBY dikatakan diam terkait isu penyadapan oleh Amerika dan AS. Menurutnya, pernyataan keras dari Menteri Luar Negeri (Menlu) Marty Natalegawa justru berdasarkan instruksi dari Presiden SBY.

"Apa yang disampaikan Menlu Marty atas arahan dan pertimbangan Presiden," ujarnya.

Faiz menambahkan, Marty telah memanggil pejabat ad-interim Kedubes AS dan Duta Besar Australia untuk RI. Sesuai mekanisme, kedua pejabat tersebut akan melapor ke negaranya masing-masing untuk mendapatkan klarifikasi.

Saat ini pemerintah Indonesia masih menunggu klarifikasi tersebut. Belum ada kepastian apakah penyadapan tersebut benar dilakukan oleh Amerika maupun Australia.

JAKARTA - Kanselir Jerman, Angela Merkel marah besar saat mengetahui kabar bahwa dirinya disadap oleh pihak Amerika Serikat. Berbeda dengan Merkel,

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News